Jogja
Rabu, 14 September 2011 - 11:38 WIB

Umbul Bebeng tertimbun pasir 20 meter

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Upaya masyarakat lereng Merapi Desa Glagaharjo Cangkringan untuk mendapatkan air terus dilakukan. Umbul Bebeng yang berada di hulu Kali Gendol belum dapat dialirkan karena masih menunggu pipa instalasi air. Sumber air tersebut tertimbun pasir setebal 20 meter.

Salah satu relawan yang turut melakukan pelacakan Umbul Bebeng, Kecik menjelaskan, debit air sudah meningkat menjadi 30 liter per detik meski masih ada kandungan belerang. Ia memastikan jika instalasi sudah tersedia, air  bisa disalurkan ke rumah warga.

Advertisement

“Memang ada kandungan sulfur, tapi kalau dari mata airnya disalurkan langsung ke rumah penduduk bisa langsung dikonsumsi,” katanya saat berbincang dengan Harian Jogja, Selasa (13/9).

Kandungan sulfur itu, lanjut Kecik diakibatkan karena timbunan material yang sangat tebal. Butuh satu bulan untuk mengeruk material pasir dan batu setebal 20 meter menggunakan backhoe.

Kepala Desa Glagaharjo Cangkringan, Suroto menuturkan, masyarakat Glagaharjo kesulitan mendapatkan air. Sementara ini masyarakat hanya mengandalkan dropping dengan tangki yang dihargai Rp120.000 per 5.000 liter.

Advertisement

Satu hari, butuh sekitar 10 tangki untuk tiga padukuhan yakni Srunen, Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor. “Satu tangki cukup untuk dua minggu, tapi untuk ngombor ternak cukup 10 hari,” jelasnya. (Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif