BANTUL- Nasib apes dialami Agustina Rikiriani,18. Siswa kelas III SMK Negeri Kasihan Bantul itu harus mengerjakan Ujian Nasional (UN) di rumah sakit lantaran menglamai kecelakaan saat menuju ke sekolah.
Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda
Senin (15/4) Pukul 07.30 WIB, saat ribuan siswa se Indonesia menjalani UN di sekolah, Agustina justru terbaring di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Bantul. Tangan kananya bengkak, ibu jari yang luka harus dijahit oleh perawat.
Satu jam sebelumnya ia ditabrak pengendara sepeda motor dari belakang di jalan Pandak, Bantul. Kala itu ia tengah mengendarai sepeda motor, bergegas ke sekolah lantaran pukul 07.00 WIB harus sudah tiba di lokasi.
“Karena kecelakaan terpaksa dibawa ke RS, untungnya dia masih bisa menelepon ke sekolah mengabarkan tidak bisa ikut UN,” kata Yustinus Aristono, Ketua Kompetensi Keahlian Seni Teater SMKN 1 Kasihan kala menjenguk muridnya di RS Senin kemarin.
Guru sempat menawarkan, apakah siswi jurusan Kompetensi Keahlian Seni Teater itu hendak mengikuti ujian susulan. Namun karena menolak, alhasil pengerjaan UN dilakukan di RS.
“Katanya masih bisa mengikuti tidak perlu ujian susulan,” ujarnya.
Ditemani wali kelas serta seorang pengawas ujian, gadis warga Cengkringan, Pandak itu mengerjakan soal di Ruang Supervisi Keperawatan RS PKU Muhamadiyah Bantul.
Agustina masih membutuhkan bantuan orang lain untuk menghitamkan kolom jawaban UN dengan pensil, setelah tangannya terluka. “Kondisi tangannya masih menunggu hasil rontgen,” lanjutnya.
Pelaksanaan ujian khusus untuk Agustina juga diundur. Dari seharusnya pukul 07.30 WIB menjadi sekitar pukul 08.40 WIB.