Jogja
Sabtu, 4 Mei 2013 - 08:47 WIB

UN SD 2013 : Banyak Sekolah Tak Lapor, Siswa Difabel Bantul Sulit Dipetakan

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Siswa SD Ujian JIBI/Solopos/Maulana Surya

Foto Ilustrasi Siswa SD Ujian
JIBI/Solopos/Maulana Surya

BANTUL-Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, kesulitan melakukan pemetaan siswa difabel atau anak berkebutuhan khusus di daerah ini yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD).

Advertisement

“Pemetaan tidak bisa dilakukan karena kami tidak mengetahui berapa jumlah siswa difabel yang akan ikut UN, karena sekolah tidak melaporkan datanya ke dinas,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul Mardi Ahmad di Bantul, Sabtu (4/5).

Menurut dia, yang menjadi hambatan sekolah tidak melaporkan jumlah siswa difabel yang ada di sekolah masing-masing, karena siswa tersebut masih bisa mengikuti UN secara umum, seperti siswa lainnya.

“Sebetulnya kami sudah melakukan kroscek langsung ke sekolah atau ‘jemput bola’ untuk mencari data berapa sekolah yang memiliki siswa difabel, namun sekolah akan mengikutkan mereka pada UN umum,” katanya.

Advertisement

Akibatnya, kata dia, pada pelaksanaan UN 2013 di Bantul pihaknya belum dapat memperhitungkan soal khusus bagi siswa difabel, sehingga mereka akan mengikuti ujian secara umum.

Sementara itu, Kasi Data dan Informasi Dinas Pendidikan Dasar Bantul Wahyuni mengatakan sekolah di kabupaten ini yang akan menyelenggarakan UN 2013 sebanyak 373 sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 11.973 anak.

“Siswa yang akan ikut UASBN sebanyak itu meliputi 11.570 siswa sekolah dasar, dan sebanyak 403 siswa madrasah ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan ada lima sekolah di Bantul yang bergabung dalam mengikuti UN, karena selain tidak memenuhi jumlah rombongan belajar (rombel) sebanyak 20 siswa, juga sebagian belum memiliki akreditasi.

Seperti SD Muhammadiyah Kembaran yang bergabung dengan SD Muhammadiyah Senggotan, SD Kanisius Tirtosari dengan SDN Cimpon, SD IT Arrohmah bergabung dengan SDN 1 Kretek.

Kemudian SDIT Salsabila Al-Muthiin bergabung dengan SDN Banguntapan, dan SDIT Salsabila Banguntapan dengan SDN Jurugentong.

“Rata-rata jumlah siswa peserta UN di lima sekolah yang bergabung itu kurang dari 20 siswa, karena sebagian merupakan sekolah baru,” katanya.

Advertisement
Kata Kunci : Harian Jogja Harjo UN SD
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif