SOLOPOS.COM - HarianJOgja/Gigih M. Hanafi Sejumlah pekerja membawa soal Ujian Nasional (UN) SMP di gudang Diknas DIY, Jogja, Sabtu (2/5). Soal akan didistribusikan ke sekolah-sekolah di 1 Kota dan 4 Kabupaten di Provinsi DIY untuk keperluan Ujian Nasional (UN) SMP, Senin (4/5)esok.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul, menyoroti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer 2016

Harianjogja.com, BANTUL- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul, menyoroti pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer 2016 di beberapa sekolah menengah pertama daerah ini karena terkesan dipaksakan.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

“Kami berikan apresiasi kepada tiga SMP yang menggelar UNBK tahun ini, tetapi memang ada kesan dipaksakan seperti di SMPN 1 Sewon itu jumlah siswa dengan unit komputernya njomplang [tidak seimbang],” kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Bantul, Paidi seperti dikutip Antara, Selasa (10/5/2016).

Sebanyak 105 SMP/MTs penyelenggara UN 2016 di Bantul, tiga di antaranya SMPN 1 Sewon, SMPN 3 Pandak, dan SMP Kesatuan Bangsa Sedayu menggelar UNBK. Sedangkan sisanya sebanyak 102 sekolah menggelar UN berbasis kertas.

Menurut dia, pelaksanaan UN baik berbasis komputer dan kertas hingga hari kedua (10/5) berjalan lancar, namun karena ketidakseimbangan jumlah komputer itu penyelenggaraan UNBK di SMPN 1 Sewon harus dibagi beberapa gelombang.

Ia mengatakan, jumlah komputer di SMPN 1 Sewon sebanyak 40 unit, sedangkan jumlah peserta UNBK mencapai 221 siswa, padahal idealnya ketersediaan komputer minimal sepertiga dari jumlah peserta UNBK, untuk menghindari penumpukan gelombang pelaksanaan.

“Pelaksanaan UNBK di SMPN 3 Pandak tampaknya masalahnya juga sama, akan tetapi tidak begitu parah. Namun kalau pelaksanaan UNBK di SMP Kesatuan Bangsa sudah bagus, karena jumlah peserta hanya 24 siswa, sementara komputer yang tersedia 40 unit,” katanya.

Pihaknya berharap, ketimpangan tersebut segera dicarikan solusinya oleh Dinas Pendidikan, supaya pelaksanaan UNBK jenjang SMP pada tahun depan lebih efisien, salah satu alternatif solusi yang memungkinkan adalah penggunaan komputer milik SMA/SMK di Bantul.

“Penambahan komputer di tiap sekolah bisa saja, namun tidak mungkin dalam jumlah banyak karena butuh anggaran, solusinya hanya gunakan komputer di SMA/SMK, apalagi jarak SMP negeri dengan SMA negeri biasanya berdekatan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Dasar Bantul, Daeng Daeda membenarkan perlu ada penambahan fasilitas komputer di SMP N 1 Sewon maupun SMPN 3 Pandak guna mendukung pelaksanaan UNBK di sekolah tersebut, agar ujian dijadwalkan tidak dalam beberapa gelombang.

“Namun itu tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan UNBK, terkait itu (peminjaman fasilitas di SMA/SMK) kami siap saja. Evaluasi UN nanti akan kami laporkan kepada Komisi D,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya