Jogja
Selasa, 14 Maret 2017 - 10:55 WIB

UNDERPASS KENTUNGAN & GEJAYAN : Dampak Sosial Dapat Ditekan, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gambaran underpass di Gejayan dan Kentungan. (Foto ilustrasi/Harian Jogja/Hengky Kurniawan)

Underpass Kentungan & Gejayan diharapkan segera terealisasi.

Harianjogja.com, JOGJA – Pemerintah Daerah (Pemda) DIY berharap pemerintah pusat melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional segera merealisasikan pembangunan underpass yang menghubungkan antara simpang empat Kentungan hingga simpang empat Gejayan, Depok, Sleman. Pembangunan terowongan bawah tanah itu dinilai mendesak karena setiap harinya lebih dari 20.000 kendaraan bermotor melintas di jalur ini.

Advertisement

Baca Juga : UNDERPASS KENTUNGAN & GEJAYAN : Sehari 20.000 Kendaraan Melintas, Pantas Macet Parah

Kepala Seksi Pembangunan Jembatan dan Jalan Bidang Bina Marga Dinas PUP-ESDM DIY, Bambang Sugaib mengatakan dari hasil feasibility study, tindaklanjut dari persoalan kemacetan tersebut akan dibangun underpass. Bahkan sudah ditindaklanjuti mengarah ke teknis berupa detail engineering design (DED). Pihak yang akan membangun adalah Satker Perencanaan dan Pelaksana Jalan Nasional Ditjen Bina Marga Kementrian PUPR.

“DED-nya ke arah underpass, kami lebih [setuju] ke underpass. Intinya kita karena itu pembangunan kewenanagan pusat. Maka kami dari Pemda DIY mengusulkan ke pusat untuk segera merealisasikannya,” kata Gaib, Senin (13/3/2017).

Advertisement

Ia mengklaim pembangunan underpass Kentungan – Gejayan tidak akan menimbulkan dampak sosial yang signifikan. Karena pembebasan lahan yang dibutuhkan tidaklah selebar kebutuhan saat pembangunan fly over Jombor. Kebutuhan pembebasan underpass ini diperkirakan hanya butuh ruas menyamping ke kiri kanan sesuai dengan ruas jalan dengan lebar tambahan antara satu hingga dua meter hanya untuk penyesuaian konstruksi. Proses pembebasan lahan sepenuh akan dilakukan pemerintah pusat. Namun Pemda DIY akan turut membantu mengkoordinasikan proses pembebasan lahan.

“Memang di atas itu diperlukan lahan untuk kebutuhan konstruksi, tetapi tidak banyak, karena lahannya cukup lebar. Beda dengan [fly over] Jombor, tadinya sempit sekali. Mudah-mudahan pusat segera merealisasikan karena sudah menyatakan itu layak dibangun underpass atau fly over. Pusat sudah menyatakan layak segera dibangun,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif