Jogja
Rabu, 7 Januari 2015 - 18:40 WIB

UNGGAS MATI MENDADAK : Perlu Dilakukan Uji Laboratorium

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas PDSR Diskepenak Kulonprogo dan warga menyemprot disinfektan pada bungkusan bangkai burung puyuh yang akan diujikan ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVET). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Unggas mati mendadak yang menyerang ternak burung puyuh di Dusun Sedan, Kulonprogo perlu diuji di laboratorium BBVet, Wates.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kabid Kesehatan Hewan Diskepenak Kulonprogo Drajad Purbadi memaparkan karakteristik virus yang menyerang burung puyuh cukup berbeda dengan unggas lain. Pasalnya, burung puyuh memiliki struktur tubuh yang kecil dan cenderung rentan terhadap penyakit. Maka dari itu, lanjut Drajad, perlu dilakukan uji laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates.

Advertisement

“Hasil uji rapid test pada burung puyuh bisa menimbulkan hasil negative palsu. Hal itu karena jumlah virus yang menyerang unggas tersebut hanya sedikit. Makanya, perlu melakukan tes lebih lanjut dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction),” jelas Drajad, Senin (5/1/2015)

Lebih lanjut Drajad menjelaskan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan tanda-tanda kematian ribuan ekor unggas mati mendadak itu begitu cepat. Apalagi sebelumnya sempat didahului dengan kematian unggas air seperti entok. Dia menandaskan, jika kematian unggas disebabkan oleh Mareks Disease (MD), infeksi yang terjadi tidak secepat itu dan semestinya tidak menyerang unggas lain seperti entog.

“Kalau dari akibat kematian unggas ini [burung puyuh], indikasi penyakit sepertinya mengarah ke flu burung. Namun, kami tetap masih menunggu hasil lab BBVet, mungkin baru besok [hari ini],” imbuh Drajad.

Advertisement

Drajad mengungkapkan apabila hasil lab menunjukkan positif flu burung, maka tindak lanjut yang dilakukan adalah memusnahkan bangkai unggas mati mendadak dan unggas hidup yang berada di satu kandang dengan yang terinfeksi. Sedangkan unggas yang masih hidup, namun berbeda kandang dapat dilakukan penyemprotan atau vaksinasi untuk mengantisipasi penyebaran virus.

“Kalau nanti positif AI, maka kami akan lakukan pengawasan lalu lintas unggas. Artinya unggas yang berada di lokasi terindikasi virus tidak boleh keluar agar virus tidak menyebar,” tandas Drajad.

Gejala Unggas Terinfeksi Avian Influenza
Kematian unggas secara mendadak
Muncul bintik-bintik kemerahan pada ceker ayam
Pada bagian bawah kulit tampak biru-biru lebam agak samar
Terdapat lendir di sekujur tubuh unggas, apabila unggas di belah

Advertisement

Sumber : wawancara

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif