SOLOPOS.COM - Ilustrasi gempa

Harianjogja.com, BANTUL- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY menyatakan masih ada potensi gempa berkekuatan di atas 8 skala ritcher (SR) di laut selatan Indonesia, yang sebagian melintasi wilayah Jogja. Selasa (9/9/2014) pagi, sebanyak 24 negara di sepanjang Samudra Hindia melakukan simulasi bencana serentak guna melatih kesiapan menghadapi gempa bumi dan tsunami.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Toni Agus Wijaya menyatakan, para ahli kegempaan telah memprediksi masih adanya potensi gempa berkekuatan di atas 8 SR yang terjadi di Samudra Hindia yang berada di selatan Indonesia. Wilayah DIY sendiri sebagian berada di dekat laut selatan. Hal itu disampaikan Toni seusai menggelar simulasi bencana bersama para stakeholder di Bantul.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Gempa yang berpotensi muncul itu diperkirakan berdalaman sekitar 200 kilo meter. Gempa ini dipastikan dapat memicu tsunami. Namun kapan gempa itu datang, di mana lokasinya dan berapa persis skalanya tidak dapat diketahui. Adanya potensi gempa sebesar itu menurutnya karena posisi Indonesia yang sangat rawan karena merupakan daerah subduksi alias pertemuan dua lempeng atau dua bagian kulit bumi.

“Di Samudra Hindia ada sumber gempa atau disebut daerah subduksi. Tempat bertemu lempeng tektonik, potensi gempa di selatan Indonesia hingga di atas 8 SR itu masih ada,” terang Toni Selasa (9/9/2014).

Namun ia meminta masyarakat tidak perlu cemas dengan potensi bencana tersebut. Yang terpenting saat ini adalah menyiapkan diri siaga terhadap bencana dengan rutin berlatih guna mengurangi risiko bencana saat gempa atau tsunami terjadi.

“Jangan khawatir, yang penting itu kita selalu siaga, caranya harus sering berlatih,” imbuhnya lagi.

Salah satu upaya menyiapkan pemerintah dan masyarakat yang tinggal di sepanjang Samudra Hindia agar siaga bencana, sebanyak 28 negara yang tergabung dalam Intergovernmental Coordination Group/ Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWS) bersepakat menggelar pelatihan rutin setiap dua tahun sekali. Pelatihan ini pernah digelar pada 2009 dan 2011. Pada Selasa (9/9/2014), pelatihan serentak digelar oleh 24 negara yang berada di sepanjang Samudra Hindia. Di Indonesia, ada enam wilayah yang menyelenggarakan pelatihan ini. Yaitu Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulonproho (DIY), Bali, Kabupaten Pacitan dan Banyuwangi (Jawa Timur).

Kepala Sub Bidang Mitigasi Tsunami BMKG Pusat, Weniza menyatakan, pelatihan kali ini khusus diperuntukan bagi stakeholder seperti petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, PMI, Koramil, Kodim, aparat pemerintahan desa dan pihak-pihak terkait.

“Tujuannya menguji sistem peringatan dini yang ada di daerah, bagaimana bila terjadi bencana, bagaimana informasi itu didiseminasikan [disebarluaskan] oleh stakeholder. Jadi belum melibatkan masyarakat,” kata Weniza.

Di Bantul sendiri ia mengklaim, kesiapan stakeholder menghadapi bencana gempa tsunami cukup baik, termasuk ketersediaan peralatan seperti early warning system (EWS). “Sudah cukup baik, hanya mungkin masih ada bagian-bagian lain yang perlu diperkuat,” tuturnya. (bhekti@harianjogja.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya