Jogja
Jumat, 13 Oktober 2017 - 22:55 WIB

Usaha Kuliner Paling Diminati Warga Terdampak Bandara Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang anak menunggu pedagang mengemasi undur-undur laut goreng yang bertekstur renyah di kawasan Pantai Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, beberapa waktu lalu.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

“Kami mengimbau agar warga memilih jenis usaha sesuai kemampuan, usaha kuliner memang memiliki peluang besar”

Harianjogja.com, KULONPROGO-Jenis usaha di bidang kuliner menjadi salah satu jenis usaha yang paling diminati oleh warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Advertisement

Pimpinan Cabang PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Jogja Anang Fatkhur Rochman mengatakan, dari pelatihan gelombang pertama yang digelar PT PNM bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I, 45% dari total peserta. Ada 40 orang peserta telah memantapkan diri memilih bidang usaha kuliner.

Pada September, diketahui baru 30% dari mereka memilih usaha kuliner, tetapi jumlah itu tercatat melonjak menjadi 45% pada Selasa (10/10/2017). “Kuliner itu tidak hanya mencakup makanan berat tapi juga oleh-oleh dan sebagainya,” ungkap Anang, di Balai Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Rabu (11/10/2017).

Ia menjelaskan, banyak dari warga terdampak bandara lebih memilih usaha kuliner, karena telah memiliki bekal kemampuan mengolah bahan pangan ataupun memiliki usaha kuliner dengan skala kecil. Pada pelatihan kewirausahaan gelombang kedua, dari total 50 orang peserta pelatihan, 40% di antaranya juga memilih bidang usaha kuliner. Sebesar 60% sisanya memilih usaha jasa dan properti.

Advertisement

“Kami mengimbau agar warga memilih jenis usaha sesuai kemampuan, usaha kuliner memang memiliki peluang besar. Kalau warga bisa melihat peluang itu, semisal mengolah kopi dan makanan khas Kulonprogo pasti akan dapat keuntungan,” tambahnya.

Kendati demikian ia meminta para peserta untuk menjalankan usaha dengan sabar, dan memprioritaskan keuangan yang dihasilkan untuk kepentingan usaha. Pasalnya, hal yang selama ini muncul, pelaku usaha yang baru terjun dalam dunia bisnis kerap tidak sabar dalam mengembangkan usahanya, mengabaikan beberapa langkah yang harusnya dilalui, serta tak bisa memprioritaskan pengelolaan modal.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif