SOLOPOS.COM - Ilustrsi Vaksin Polio JIBI/Harian Jogja/Reuters

Ilustrsi Vaksin Polio
JIBI/Harian Jogja/Reuters

SLEMAN–Vaksin polio saat ini susah didapatkan di puskesmas dan rumah sakit di seluruh DIY. Akibatnya bayi yang akan diimunisasi harus menunggu terlebih dahulu alias inden.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sabrina Putri, warga Dusun Tanjungtirto, Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah mengaku sempat kehabisan vaksin polio untuk anaknya yang berusia dua bulan. Pada 23 April lalu, anaknya Altafini sudah dijadwalkan untuk imunisasi tiga macam di rumah sakit di Kalasan.

Ternyata, rumah sakit kehabisan vaksin polio sehingga imunisasi hanya untuk dua jenis. Kata dokter, polio memang mesti pesan karena fokus penyediaan vaksin itu dari pemerintah ada di puskesmas.

“Akhirnya saya pesan bidan dan dapat setelah menunggu tiga hari. Biayanya Rp100.000 lebih,” ucap Sabrina, Kamis (2/5).

Kabid Pencegahan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Daryanto Chadori mengungkapkan sejak April 2013 lalu, DIY memang kekurangan stok vaksin polio.

Menurutnya, kondisi tersebut terjadi akibat dari berkurangnya pasokan dari pusat karena terdapat masalah dalam proses pengadaan.

“Namun kami sudah mendesak dan sudah mewanti-wanti untuk segera dikirim, hingga akhirnya kemarin [Rabu (1/5)] pihak dari pusat sudah menghubungi serta menjanjikan sekitar minggu ketiga atau keempat pasokan sudah lancar,” katanya saat dihubungi Harian Jogja.

Untuk mengatasi stok yang menipis, saat ini, pemberian vaksin polio hanya diberikan di puskesmas saja sedangkan di tempat swasta terpaksa ditiadakan. “Saat ini semua pasokan yang di swasta terpaksa kami tarik dulu, namun jika sudah lancar akan kami kembalikan lagi pelayanan di swasta,” katanya.

Terpisah, Kepala Puskesmas Depok 1, Sleman, Arif Wibowo mengatakan vaksin ini fungsinya sangat vital. Vaksin ini untuk mencegah virus yang dinamakan poliovirus (PV).

Virus ini biasanya masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

“Pasti berbahaya kalau ada anak-anak di bawah sembilan bulan yang terkena virus ini. Kalau sudah di atas sembilan bulan berbahaya, namun tidak separah kalau masih di bawah umur itu,” tambah Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya