SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalur pendestrian di Malioboro, Yogyakarta. (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, JOGJA — Acara mengaji massal atau membaca Al-Qur’an secara flashmob dengan melibatkan ribuan orang di jalur pendestrian Malioboro menimbulkan pro dan kontra di jejaring media sosial (medsos) hingga viral. Pihak penyelenggara acara tersebut pun memberikan penjelasan lengkap terkait kegiatan yang digelar selama 15 menit itu.

Kepala Badan Wakaf Al-Qur’an Jogja selaku penyelenggara Mengaji Massal di Malioboro, Narko Abu Fikri, mengatakan kegiatan itu sebenarnya wujud syukur karena sejak 2018 hingga 2021 pihaknya telah menyalurkan sekitar 30.000 mushaf Al-Qur’an di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Selain itu, mengaji massal yang digelar di Malioboro itu juga untuk menyambut bulan suci Ramadan. Setiap jemaah membaca Surah Yasin sekitar 10 hingga 15 menit.

Baca juga: Miris! Andong di Malioboro Terancam Punah, Ini Penyebabnya

“Kami membaca sekitar 10 sampai 15 menit Surah Yasin. Ini digelar untuk menyambut Ramadan atau Tarhib Ramadan istilahnya,” katanya, Sabtu (2/4/2022).

Adapun peserta mengaji di Malioboro sekitar lebih dari 1.000 santri. Ia tak mempersoalkan jika ternyata kemudian kegiatan itu viral di medsos. “Kalau viral ya memang itu yang kami harapkan, karena memang biar masyarakat muslim ini kembali membaca Al-Qur’an,” ucapnya.

Ia mengamati ada pihak yang pro dan kontra dengan kegiatan mengaji di Malioboro itu, terutama di medsos. Menurutnya hal itu biasa saja, sesuatu kegiatan yang baru tentu ada yang mendukung dan menolak. Tetapi baginya hal itu memberikan kebaikan dan mestinya didukung, bukan ditolak.

“Itu kan positif ibadah, selain itu tidak mengganggu orang, tidak pakai toa, tidak pakai suara keras, tidak mengganggu jalan. Kalau dianggap negatif, apanya yang negatif? Saya sebenarnya bertanya pada yang menolak itu negatifnya di mana?” ujar pengasuh Ponpes Nurul Qowwy Sleman ini.

Baca juga: Kisah Waria di Semarang Ajari Mengaji Anak-Anak saat Ramadan

Narko mengatakan sejumlah wisatawan di sekitar Malioboro ada yang merasa terharu dan menangis. “Dan tidak ada yang teriak mengusir kami, tidak ada,” ujanya.

Ia juga menyebut lokasi mengaji massal dipilih di Malioboro karena pihaknya membutuhkan branding agar dikenal masyarakat. “Menurut kami di Jogja yang menarik di Malioboro. Kebetulan acara puncaknya di Hotel Grand Inna Malioboro itu kegiatan Jogja Mengaji,” katanya.

Artikel ini sudah tayang di Harian Jogja dengan judul: Pro Kontra Mengaji Massal di Malioboro, Begini Penjelasan Lengkap Penyelenggara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya