Jogja
Jumat, 3 Maret 2023 - 19:18 WIB

Viral! Tanpa Payung, Sultan Jogja Hujan-Hujanan Jadi Pembina Upacara

Sunartono  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono saat menjadi pembina upacara HKPN di tengah guyuran hujan di Stadion Mandala Krida Rabu (1/3/2023). - Istimewa/Humas Pemda DIY.

Solopos.com, JOGJA — Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menuai perhatian publik melalui media sosial. Raja Jogja itu viral setelah video saat dirinya tetap kukuh berdiri di tengah guyuran hujan lebat dan tanpa payung kala menjadi pembina upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HKPN) di Stadion Mandala Krida, Rabu (1/3/2023).

Upacara HKPN baru pertama kali digelar setelah Presiden Jokowi menetapkan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keppres Nomor 2 Tahun 2022. HKPN merupakan buah dari upaya DIY sebagai kota yang memiliki peran penting terhadap upaya mempertahankan kedaulatan NKRI di masa agresi militer Belanda, terkenal dengan Serangan Umum 1 Maret.

Advertisement

Dalam video yang beredar Sultan mengenakan jas warna hitam layaknya pejabat lain. Salah satu tayangan yang paling banyak menimbulkan komentar positif dari warganet adalah ketika Sultan untuk tetap bertahan di saat hujan deras mengguyur Stadion Mandala Krida. Raja Kerato Ngayogyakarta itu juga tetap khidmat menghormat bendera di tengah hujan deras.

Video tersebut viral di media sosial Tiktok setelah diunggah sejumlah akun, salah satunya @jogjatv.tv, Kamis (2/3/2023). Sebagian besar warganet memuji sikap Sultan dan mengomentari video itu.

“Masyarakat Indonesia harus bangga punya figur seperti beliau,” tulis akun @rifqy di kolom komentar.

Advertisement

Hormat setingi tingginya buat sultan. Saya seorang paskibra sgt terharu. Ternyata masih ada pemimpin spt ini,” tulis akun Alhakim.

Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji membenarkan bahwa saat upacara HKPN di Stadion Mandala Krida terjadi hujan. Saat itu petugas sebenarnya sudah menyiapkan payung, akan tetapi Sultan tidak bersedia dan tetap melanjutkan sebagai Pembina upacara dengan khidmat.

“Kami sudah menyiapkan payung untuk antisipasi jika beliau ngersaaken [menginginkan], tapi ternyata beliau tidak kersa [tidak bersedia dipayungi] dan tetap berdiri di depan hingga upacara selesai [meski hujan deras],” katanya, Jumat (3/3/2023).

Advertisement

Dalam kesempatan itu Sultan menyatakan peringatan HPKN Tahun 2023, selayaknya dimulai dengan peresapan batin selaras dengan ‘Liring Pangastuti Trusing Tyas’, di mana hati sanubari dan cakrawala pikiran memang harus dibuka seluas-luasnya. Hal tersebut agar HPKN dapat menjadi suluh penerang dan inspirasi dalam mencintai tanah air Indonesia.

Setelah meresapi makna dan esensi yang melingkupinya, HPKN harus pula ditafsirkan secara rasional. Melalui berbagai karya nyata karena rasionalitas lebih tepat menyikapi berbagai dinamika.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif