SOLOPOS.COM - Penanggulangan virus Zika di Kolombia (Reuters)

Virus zika perlu diantisipasi sedini mungkin.

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Kesehatan DIY meminta kepada seluruh rumah sakit untuk turut serta mengantisipasi virus Zika. Karena gejalanya nyaris serupa dengan demam berdarah dengue (DBD) maka tim medis diminta lebih cermat dalam melakukan diagnosa. Surat Edaran yang berisi upaya antisipasi tersebut akan segera dikeluarkan oleh Dinkes DIY untuk disebar ke rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun khusus ibu dan anak.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaningastutie menjelaskan, surat edaran antisipasi virus zika sebenarnya sudah ada dari Kemenkes sejak awal 2016 lalu untuk daerah. Dinkes DIY kemudian membuat surat edaran lagi namun tidak ditujukan secara khusus ke rumah sakit, hanya ke Dinkes Kabupaten/Kota di DIY pada Februari 2016. Tetapi secara informal saat itu, pihaknya sudah menginformasikan kewaspadaan tersebut kepada rumah sakit melalui ponsel. Mengingat virus ini sudah diderita warga Singapura, saat ini pihaknya tengah menyiapkan surat edaran secara khusus kepada rumah sakit di DIY.

“Nah ini sedang kami siapkan surat edaran resmi dari kepala dinas [Dinkes DIY] kepada seluruh rumah sakit di DIY. Tetapi pada prinsipnya saya melihat semua rumah sakit sudah siap untuk mengantisipasi  hal tersebut,” terangnya, Kamis (1/8/2016).

Perhatian itu tidak hanya diberikan kepada rumah sakit khusus ibu dan anak namun juga rumah sakit umum. Alasannya karena sebagian besar rumah sakit umum juga memiliki standar pelayanan untuk ibu dan anak. Ia justru meminta kepada para ibu hamil agar lebih berhati-hati terkait hal ini. Keluarga ibu hamil harus mendukung untuk meminimalisasi keberadaan nyamuk di rumah masing-masing. Mengingat virus jika ini disebarkan oleh nyamuk yang sama dengan kasus DBD.

“Kalau rumah sakit standarnya sama tidak ada yang beda, justru kami minta perhatian para ibu hamil jaga kesehatan dengan baik, pemeriksaan jentik lebih giat lagi dan perilaku hidup bersih dan sehat,” tegasnya.

Pembayun meminta kepada tim medis di sejumlah rumah sakit juga harus berhati-hati dalam mensikapi isu virus zika. Sebaiknya meningkatkan kehati-hatian terkait diagnosa, apakah seorang pasien itu benar-benar terjangkit virus zika atau bukan. Karena berdasarkan Surat Edaran Kemenkes, diagnosa zika baru benar-benar valid jika pemeriksaan dilakukan oleh Laboratorium Balitbang Kemenkes.

“Karena memang diagnosa pembandingnya ini dengan DBD. Ini bisa tegak [valid] apabila spesimen atau pemeriksaan virusnya itu dilakukan oleh lembaga berkompeten, dalam hal ini Balitbangkes Kemenkes Jakarta. Oleh karena itu para tenaga medis untuk hati-hati menetapkan diagnosa bahwa ini adalah pasien terkena virus zika atau bukan,” urai dia.

Terkait persoalan ini, pihak memprioritaskan untuk lebih menenangkan dan mengedukasi masyarakat sebagai antisipasi. Terutama menggiatkan langkah preventif supaya virus tidak menjangkit. Seperti menghidupkan lagi kegiatan tiga M yaitu menguras, menutup, mengubur.  Gejala zika diakuinya hampir sama dengan DBD, mulai dari panas, mata merah, kulit bintik merah. Jika ada gejala panas, sebaiknya banyak minum air putih, jika memungkinkan bisa diberikan obat turun panas. Jika panas belum turun selama tiga hari sebaiknya segera  ke dokter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya