SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JIBI/Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti

JOGJA—Data 2011 Dinas Kesehatan Kota Jogja menghitung setidaknya 10% warga kota masih buang air besar (BAB) sembarangan. Tidak adanya jamban maupun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Komunal menjadi salah satu pemicu keberadaan itu.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Jogja, Eni Dwiniarsih mengatakan, capaian program penyehatan lingkungan Pemkot Jogja pada 2011 mencatat 90% penduduk BAB tidak pada tempatnya. “Sisanya dinilai masih sembarangan,” katanya di kompleks Balaikota, kemarin.

Menurut Eni, hal tersebut karena belum adanya perilaku hidup sehat, tidak adanya jamban,  juga belum adanya IPAL komunal yang tersalur ke rumah-rumah warga. “Perilaku BAB sembarangan ini memang sebagian besar terdapat di wilayah-wilayah bantaran kali yang padat penduduk,” katanya.

Eni menambahkan, tidak adanya jamban dan IPAL komunal bisa terjadi karena lahan perkotaan yang sempit. Selain itu, IPAL atau septik tank komunal memang menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka BAB sembarangan. Disisi lain, sempitnya lahan menjadi salah satu kendala pembuatan IPAL komunal.

“Bisa saja memanfaatkan lahan di bawah jalan. Itu sudah dilakukan di Serangan dan Patangpuluhan,” tambahnya.

Terpisah Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) kota Jogja, Toto Suroto mengatakan, hingga tahun ini pihaknya baru membangun 43 IPAL komunal di wilayah Jogja. Sebagian besar IPAL tersebut didirikan di wilayah bantaran sungai. “Ada wilayah yang memang belum (memiliki saluran), sejauh yang ada, semua di bantaran Code maupun Gadjah Wong,” terangnya. (sun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya