Jogja
Kamis, 3 Juni 2021 - 21:45 WIB

Waduh! 13 Kapanewon di Sleman Masih Zona Merah

Harian Jogja  /  Abdul Hamid Razak  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi zona merah Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SLEMAN - Meski tak ada kalurahan yang berstatus zona merah, namun ditingkat kapanewon terdapat 13 kapanewon yang tingkat penularan Covid-19 masih tergolong tinggi (zona merah).

Untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman kembali mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kembali protokol kesehatan (Prokes).

Advertisement

Berdasarkan peta epidemologi Covid-19 per akhir Mei 2021, berbeda dengan kapanewon, saat ini tidak ada kelurahan di Sleman yang berstatus zona merah. Jumlah kalurahan yang masuk zona oranye masih sama dengan sebelumnya. Yakni sembilan kalurahan. Hanya bergeser beberapa kalurahan saja.

Saat ini, kalurahan yang masuk dalam zona oranye meliputi Kalurahan Ambarketawang, Balecatur (Gamping), Caturtunggal (Depok). Caturharjo (Sleman), Sidoagung, Sidomoyo (Godean), Sariharjo (Ngaglik), Sumberrejo (Tempel), dan Umbulmartani, Widodomartani (Ngemplak).

Advertisement

Saat ini, kalurahan yang masuk dalam zona oranye meliputi Kalurahan Ambarketawang, Balecatur (Gamping), Caturtunggal (Depok). Caturharjo (Sleman), Sidoagung, Sidomoyo (Godean), Sariharjo (Ngaglik), Sumberrejo (Tempel), dan Umbulmartani, Widodomartani (Ngemplak).

Baca juga: Gunungkidul Mulai Alami Kekeringan, 3 Kecamatan Kesulitan Air

Tidak hanya kapanewon zona merah, kalurahan yang masuk zona hijau di Sleman juga menurun drastis. Pada peta epidemologi Covid-19 per 23 Mei disebutkan 14 kalurahan masuk zona hijau. Namun saat ini hanya delapan kalurahan yang masuk zona hijau.

Advertisement

Meski mengakui metode modifikasi PPKM Mikro kurang ilmiah, namun Dinkes tetap menggunakan sebagai pegangan. Metode ini berbeda dengan metode Rf yang masih digunakan hingga tingkat kapanewon di Sleman. Metode ini, kata Joko, menggunakan rumus dengan tiga variabel: kasus baru, eninggal dunia, dan kasus sembuh.

"Sampai tingkat Kapanewon masih pakai [metode] Rt. Untuk tingkat kalurahan seharusnya bisa dengan metode Rt, tetapi Puskesmas lebih fokus ke 3 T dan vaksinasi sehingga tidak ada yang menghendel data secara khusus," papar Joko.

Baca juga: Pascalibur Lebaran, Kasus Baru Covid-19 di Sleman Terus Bertambah

Advertisement

Peta Epidemiologi

Berdasarkan peta epidemiologi per 2 Juni (metode Rf) di Sleman untuk tingkat kapanewon sebanyak 13 kapanewon masuk zona merah. Meliputi Kapanewon Gamping, Godean, Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Depok, dan Berbah. Selain itu, Kapanewon Ngempak, Ngaglik, Sleman, Tempel dan Cangkringan.

"Cangkringan yang sebelumnya masuk zona hijau saat ini masuk zona merah. Ya pemetaan ini dinamis tergantung dari kejadian tingkat penularan Covid-19," katanya.

Baca juga: Diduga Ada Provokasi, Pemakaman Pasien Covid-19 Di Bantul Tanpa Protokol Kesehatan

Advertisement

Kapanewon Kalasan menjadi satu-satunya kapanewon zona oranye di Sleman. Sedangkan tiga kapanewon zona kuning meliputi Prambanan, Turi dan Pakem. "Lonjakan kasus baru terjadi pada awal Juni, di atas 100 kasus baru, tepatnya 106 kasus. Selama Mei kasus baru di atas 100 kasus hanya terjadi lima kali. Selebihnya di bawah 100 kasus," katanya.

Sementara itu Juru Bicara Satgas Covid-19 Sleman Shavitri Nurmaladewi mengatakan untuk perkembangan kasus harian konfirmasi positif Covid-19 di Sleman per Kamis (3/6) bertambah 61 kasus baru terkonfirmasi, 40 kasus sembuh dan tiga kasus kematian.

Selain kapanewon zona merah, dengan penambahan kasus tersebut maka total kasus terkonfirmasi positif di Sleman sebanyak 16.442 kasus. Kemudian pasien sembuh 15.101 kasus dan pasien meninggal dunia 485 kasus. "Kami tetap ingatkan masyarakat untuk mematuhi prokes, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak," katanya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif