SOLOPOS.COM - Ilustrasi Jajanan Chiki Ngebul atau Bernitrogen (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Sebanyak dua anak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi chiki ngebul. Atas peristiwa itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, pun mengimbau para orang tua untuk meningkatkan pengawasan pada jajanan anak-anaknya.

“Saya minta bapak dan ibu agar mengawasi jajanan yang dibeli putra-putrinya. Jangan sampai ini luput dari perhatian,” ujar Kustini, Sabtu (14/1/2023).

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Kustini menjelaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman sebelumnya telah menemukan satu kasus diduga keracuan chiki ngebul di Kalurahan Tegaltirto, Kapanewon Berbah, Senin (9/1/2023) lalu. Dua anak berusia lima dan tujuh tahun mengalami demam, pusing dan muntah, setelah jajan chiki ngebul di acara kesenian di Berbah.

Awalnya anak tersebut dikira masuk angin. Tapi kemudian muntah berwarna kuning dan hijau. Setelah itu dibawa ke Puskesmas Berbah.

Dari hasil pemeriksaan didapati jumlah leukosit sebanyak 14.000. Kemudian petugas kesehatan memberikan tindakan yang diperlukan. Bupati Sleman menyampaikan kondisi dua anak yang diduga keracunan chiki ngebul tersebut kini membaik dan sudah dapat beraktivitas kembali.

“Kemarin juga dilakukan pemeriksaan kepada teman dan kakaknya, karena mereka juga mengonsumsi chiki ngebul, tetapi tidak ada gejala. Alhamdulilah, kondisi dua anak ini sekarang sudah baik dan bisa aktivitas lagi,” paparnya.

Atas temuan ini Kustini meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menggelar sosialisasi tentang kewaspadaan dini bagi masyarakat, sekolah, dan pelaku usaha.

Jika ditemukan gejala mual, muntah, pusing, dan demam seperti keracunan setelah makan chiki ngebul, masyarakat di Sleman diimbau segera melapor ke puskesmas terdekat. Kustini meminta kepada puskesmas dan fasilitas kesehatan lain untuk siap siaga menghadapi dampak jajan chiki ngebul ini.

“Terutama apabila ditemukan kasus keracunan akibat pangan khusunya chiki ngebul atau penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji agar segera dilaporkan.”

Lebih lanjut Kustini meminta agar petugas kesehatan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait makanan yang baik untuk dikonsumsi. Selain itu, petugas juga diminta mengidentifikasi jika ditemukan pedagang makanan ciki ngebul dan sejenisnya.

Saat ini, kata Kustini, Dinkes Sleman bersama BPOM juga telah turun ke lapangan untuk memantau penjaja makanan chiki ngebul. “Beberapa hari ini sudah monitoring juga, di antaranya pasar malam di Denggung dan Maguwoharjo. Tidak ditemukan pedagang chikbul,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya