SOLOPOS.COM - Gumuk Pasir Parangkusumo (jogja.co)

Solopos.com, BANTUL — Salah satu destinasi wisata andalan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah Gumuk Pasir Parangkusumo. Namun, saat ini kondisi gumuk pasir tersebut dinilai rusak dan tidak seindah dahulu.

Atas kondisi itu, Dinas Pariwisata Bantul akan melakukan pengkajian terkait penataan gumuk pasir dengan tetap mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, mengatakan kerusakan gumuk pasir ini terlihat dengan tidak ada berubahnya pola gumuk pasir dalam waktu yang cukup lama.

“Sekarang kalau kita lihat di lapangan hampir semua titik di zona inti itu bentuknya ajeg [tidak berubah]. Ini yang dirasa gumuk pasir perlu dilestarikan,” ujarnya, Rabu (30/8/2023).

Dia menyebut beberapa penyebab kerusakan gumuk pasir ini, yaitu akibat terhambatnya angin dan pasir dari pantai yang sekarang tidak bisa naik ke gumuk pasir karena terhalang pepohonan yang ditanam di selatan gumuk pasir. Kemudian aktivitas wisata juga menjadi salah satu penyebab rusaknya kawasan tersebut.

“Salah satunya jeep wisata yang dinilai tidak pas kalau melalui zona inti,” kata dia.

Berdasarkan data Pemda DIY, kawasan Gumuk Pasir di Parangkusumo memiliki total luas sekitar 431 hektare. Dari luas tersebut, 141,5 hektare merupakan zona inti gumuk pasir. Di zona inti ini lah yang akan diprioritaskan untuk ditata agar tetap indah.

“Di zona inti harusnya free tidak ada apapun. Salah satunya termasuk pohon di tepi pantai yang menyebabkan pasir tidak lagi masuk ke gumuk pasir. Sebenarnya gumuk akan hidup ketika angin cukup, lalu pasir juga dari pantai bisa naik ke gumuk itu,” katanya.

Untuk itu, kata Heru, nantinya dikaji apakah pohon-pohon di sisi selatan gumuk pasir akan dihilangkan sebagian atau semuanya. Menurunya, jika semua pohon di sekitar gumuk terutama yang mendekati Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) dihilangkan, pasir bisa masuk ke JJLS. Maka pihaknya akan melibatkan ahli untuk penataan ini.

“Dulu pas ditanami pasti ada pertimbangannya. Cuma ketika pohon terlalu rengket, gumuk tidak bisa indah seperti di foto-foto beberapa puluh tahun lalu. Pelestarian gumuk pasir menjadi bagian yang sudah direncanakan Pemda Bantul,” paparnya.

Kemudian terkait aktivitas wisata terutama yang bersifat atraksi, nantinya akan secara bertahap ditata agar tidak merusak zona inti gumuk pasir. Meski demikian, saat ini belum diambil keputusan apakah akan melarang sama sekali atau membatasi aktivitas wisata di sekitar zona inti tersebut.

“Diharapkan zona inti ini menjadi zona yang nyaman untuk dilihat, bukan dipakai untuk kegiatan yang sifatnya atraktif. Tapi saat ini belum ada istilah pelarangan. Memang nanti secara bertahap kegiatan ini nanti akan melalui satu skema misalnya desain [penataan],” katanya.

Meski demikian, ia memastikan tetap mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat di sekitar gumuk pasir.

“Prinsip kemaren [kajian] juga tetap harus mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat di sekitarnya,” kata dia.

Jika memang nanti harus dihilangkan wisata atraktifnya, ia berencana tetap perlu mengakomodir para pelaku wisata tersebut.

“Sekalipun ada perubahan bentuk di kawasan gumuk, tetapi akan direncanakan sebuah kegiatan yang bisa mengakomodir yang sedang berusaha tidak berhenti,” ungkapnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Gumuk Pasir Rusak dan Tidak Seindah Dulu, Ini Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya