SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, JOGJA — Kasus harian Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali melonjak. Bila beberapa pekan terakhir, kasus harian Covid-19 di DIY terbilang rendah, hanya 30 kasus, tapi pada Rabu (3/11/2021) jumlah kasus baru melonjak hingga 89 kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih, membenarkan adanya lonjakan kasus harian Covid-19 di DIY. Ia mengaku penyebab kasus Covid-19 melonjak itu tak lain karena ditemukannya klaster takziah di Sedayu, Kabupaten Bantul.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

“Antara lain iya [klaster takziah Sedayu]. Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan yang bersangkutan [Pemkab Bantul],” kata Berty, Rabu.

Baca juga: Muncul Klaster Covid-19 di Sekolah Solo, Tes Acak bakal Diperluas

Sebagaimana diketahui, jumlah warga terpapar Covid-19 dari klaster takziah Sedayu terus bertambah. Tidak hanya menyebabkan enam warga SMKN 1 Sedayu dan delapan warga Sukoharjo terpapar, namun juga menyebar ke tiga kabupaten di DIY, yakni Gunungkidul, Kulonprogo dan Sleman.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kabupaten Bantul, Joko Purnomo, mengatakan hasil tracing terakhir dari penularan Covid-19 di SMKN1 Sedayu yang berasal dari klaster takziah berjumlah 25 orang. Ke-25 orang itu 15 di antaranya warga Sedayu, 4 warga Kasihan, 3 warga Pajangan, 1 warga Bambanglipuro, 1 warga Sewon, dan 1 warga Srandakan.

“Selain itu juga menyebar ke tiga kabupaten di DIY. Di Gunungkidul 1 kasus, Kulonprogo 3 kasus dan Sleman 12 kasus,” kata Joko Purnomo.

Oleh karena itu, Satgas Covid-19 Kabupaten Bantul kemudian menggelar rapat terbatas dengan mengundang Panewu Pajangan, Panewu Sedayu, Panewu Sewon dan Panewu Kasihan. Selain itu, semua lurah di empat kapanewon tersebut juga diikutkan dalam rapat tersebut.

Baca juga: Bertambah, Pasien Covid-19 Klaster Senam Sehat di Bantul Jadi 14 Orang

“Ini kami lakukan agar tidak muncul kembali klaster di wilayah Bantul bagian utara. Kami khawatir karena sekarang penerapan protokol kesehatan di masyarakat mulai kendor. Kami minta penerapan prokes ini diperketat. Termasuk mengaktifkan kembali jaga warga, tujuannya agar jangan sampai muncul klaster baru,” lanjut Joko.

111 Kasus

Mengenai jumlah kasus aktif Covid-19 di Bantul, Joko menyebut sampai Selasa (2/11/2021), ada 111 kasus aktif yang saat ini sedang melakukan isolasi secara mandiri.

“Tentu kami tidak ingin angka ini terus bertambah. Kami harus ketatkan penerapan prokes,” ucap Joko.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja, mengatakan sampai saat ini pihaknya terus melakukan tracing terhadap kontak erat dari klaster takziah di Sedayu.

Baca juga: Transaksi Pasar di Bantul Membaik, Harga Beragam Komoditas Mulai Naik

Untuk memastikan tidak ada penularan baru, pihaknya telah bekerja sama dengan Disdikpora Bantul dan Disdikpora DIY agar menutup aktivitas kegiatan pembelajaran tatap muka di SD Sukoharjo dan SMKN1 Sedayu. Selain itu, Dinkes juga akan memasifkan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penerapan protokol kesehatan.

“Selain itu, kami juga akan mengadakan tes PCR acak ke 120 sekolah SD dan SMP dengan sasaran 1.700 siswa, guru dan petugas TU di bulan ini. Untuk pelaksanaannya nanti akan melibatkan puskesmas terdekat,” jelas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya