Jogja
Kamis, 29 September 2022 - 16:42 WIB

Waduh, Kualitas Air 4 Sungai Besar di Jogja Memburuk, Ini Penyebabnya

Yosef Leon  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kali Code. (Ilustrasi)

Solopos.com, JOGJA — Dinas Lingkuhan Hidup (DLH) Kota Jogja melaporkan Indeks Kualitas Air (IKA) empat sungai yang melintas di Kota Jogja terus memburuk dari tahun ke tahun. Kualitas air empat sungai itu memburuk karena pencemaran limbah rumah tangga dan industri kecil.

Sub Koordinator Pengawasan Lingkungan Hidup DLH Kota Jogja, Intan Dewani, mengatakan sejak tiga tahun terakhir, IKA empat sungai di Jogja yang meliputi Sungai Winongo, Code, Gajahwong, dan Manunggal terus mengalami penurunan.

Advertisement

Pada 2019, IKA sungai berada di angka 41 dan pada semester II 2022 angkanya anjlok menjadi 38,44.

Intan menyampaikan dalam pengukuran IKA suatu sungai, pihaknya menggunakan delapan parameter untuk melihat sejauh mana tingkat pencemarannya. Kualitas pengukuran ditunjukkan dengan skala angka sampai 100. Semakin rendah indeks yang ditunjukkan oleh suatu sungai menyatakan semakin buruk kualitas airnya.

Advertisement

Intan menyampaikan dalam pengukuran IKA suatu sungai, pihaknya menggunakan delapan parameter untuk melihat sejauh mana tingkat pencemarannya. Kualitas pengukuran ditunjukkan dengan skala angka sampai 100. Semakin rendah indeks yang ditunjukkan oleh suatu sungai menyatakan semakin buruk kualitas airnya.

Baca Juga: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Progo, Ini Ciri-Cirinya

“Penyebabnya pencemaran limbah, dari berbagai macam parameter memang tidak menunjukkan disebabkan apa secara spesifik, tapi kami hitung berdasarkan delapan parameter,” kata Intan, Kamis (29/9/2022).

Advertisement

Dari empat sungai besar yang melintas di Jogja meliputi Winongo, Code, Gajahwong dan Manunggal, secara umum menunjukkan kualitas yang buruk. Berdasarkan pengujian, tidak ada sungai yang secara khusus menunjukkan pencemaran paling tinggi atau paling rendah. DLH meminta warga untuk peduli dan menjaga kelestarian sungai untuk keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga: Ketahuan Selingkuh, Sepeda Motor Dibuang di Selokan Mataram Sleman

“Sebenarnya kan ini upaya kita bersama dan butuh kesadaran masing-masing untuk tidak membuang limbah ke sungai. Harus dengan pengolahan lebih dulu,” ujarnya.

Advertisement

Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Endang Rohjiani mengatakan DLH bisa menindak industri atau peternakan yang masih membuang limbah langsung ke sungai tanpa proses pengolahan lebih dulu. Menurutnya masih banyak peternakan sapi, babi atau industri yang tergolong besar langsung membuang limbahnya ke sungai.

“Kami masih sering mendapat laporan bahwa ada industri atau peternakan yang langsung membuang limbah sisa aktivitasnya ke sungai. Artinya ini kan perlu penindakan,” kata Endang.

Di sisi lain, perlu pula koordinasi antar wilayah karena beberapa sungai di Jogja ada yang berbatasan langsung dengan wilayah Sleman atau Bantul. Endang mencontohkan seperti sungai Gajahwong yang dilintasi oleh Sleman dan juga Bantul, ada titik di sungai ini yang ketika musim kemarau airnya menghitam namun jernih saat ke bagian hilir.

Advertisement

Baca Juga: RS Saras Adyatma Bantul Resmi Beroperasi, Pelayanan Kesehatan Masih Digratiskan

“Tidak tahu mungkin ada polutan semacam larutan oli mungkin di dasar sungai sehingga kalau airnya agak surut dia menjadi hitam,” katanya.

Peran komunitas, lanjut Endang, mungkin hanya berdampak kecil sekali terhadap upaya pelestarian sungai. Aksi bersih-bersih hanya sia-sia dilakukan jika kesadaran bersama belum mampu diwujudkan.

“Kita ya ada aksi bersih-bersih atau mengimbau warga yang saluran pembuangan rumah tangganya langsung ke sungai untuk mengganti dengan IPAL komunal, tapi ini kan kecil sekali dampaknya,” pungkas dia.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Kualitas Air Sungai di Jogja Semakin Buruk

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif