Jogja
Senin, 11 November 2013 - 18:14 WIB

Waduh! Kulonprogo Kekurangan 1.100 Relawan Tanggap Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Keberadaan relawan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) di Kulonprogo sampai saat ini ternyata masih sangat minim. Hanya ada 90 personel relawan bencana yang tersebar di seluruh penjuru Bumi Menoreh. Padahal wilayah ini memilik potensi bencana yang cukup kompleks.

Kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana Tagana Wilayah DIY mengungkapkan, efektifnya Kulonprogo harus memiliki 200 personel yang disiagakan secara merata di semua wilayah.

Advertisement

Tapi tampaknya sulitnya pengkaderan membuat upaya penambahan personel masih menjadi kendala utama. Menurut dia, saat ini susah untuk menggugah masyarakat secara sukarela mau terjun menjadi relawan bencana. Apalagi relawan Tagana tidak mendapatkan gaji.

“Dengan kondisi wilayah rawan bencana seperti di Kulonprogo ini maka 90 personel Tagana jelas kurang efektif. Tapi memang meyakinkan masyarakat untuk sukarela menerjunkan diri ke kegiatan sosial seperti dalam Tagana itu susah,” ujarnya saat ditemui wartawan dalam acara stimulasi evakuasi bencana tanah longsor yang berlangsung di Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Minggu (10/11).

Selanjutnya dia juga mengungkapkan, krisis Tagana tidak hanya terjadi di Kulonprogo. Sigit menyatakan jumlah personel Tagana se-DIY ini juga sangat terbatas.

Advertisement

Menurut dia, setidaknya harus ada 2.000 personel Tagana untuk siap siaga di seluruh penjuru DIY. Kulonprogo kekurangan sekitar 1.100 Tagana.

Ketua Seksi Kesejahteraan Sosial Tagana Wilayah Samigaluh, Sutarto menambahkan, di wilayahnya cuma memiliki sembilan personel Tagana yang aktif. Padahal wilayah Samigaluh memiliki potensi cukup besar seringnya terjadi tanah longsor.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif