Jogja
Sabtu, 4 Maret 2023 - 21:30 WIB

Waduh, Ratusan Siswi SMP di Bantul Menderita Anemia

Andreas Yuda Pramono  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi anemia. (Freepik)

Solopos.com, BANTUL — Sebanyak 203 remaja putri atau pelajar SMP di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menderita anemia.

Data tersebut merupakan hasil pemeriksaan hemoglobin (HB) tahun 2022 terhadap 700 remaja putri atau pelajar dari tujuh SMP di Bantul yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

Advertisement

“Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan pada tahun 2022 pada tujuh SMP di Bantul. Ada 700 remaja putri yang kami periksa. Dari situ, 29% diantaranya menderita anemia,” kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Bantul, Siti Marlina, Sabtu (4/3/2023).

Mengacu pada situasi tersebut, guna mengatasi anemia, Marlina mengatakan Dinkes Bantul memberikan tablet penambah darah melalui program Sepekan atau Sekolah Peduli Kasus Anemia. Menurutnya, remaja putri menjadi perhatian utama karena akan menjadi calon ibu.

“Remaja Putri jadi prioritas karena mereka mau jadi calon ibu. Dengan begitu kami mempersiapkan remaja putri dalam kondisi kesehatan yang optimal saat menjadi calon pengantin sehingga saat hamil sehat, bayinya juga sehat dan mengurangi risiko terjadinya stunting. Terlebih, remaja putri juga rentan terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi tiap bulan,” katanya.

Advertisement

Marlina menjelaskan program distribusi tablet penambah darah untuk para remaja putri di Bantul telah berjalan lama. Hanya saja, program tersebut sempat terhenti ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia utamanya Kabupaten Bantul.

“Program Sepekan ini dilakukan dengan memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri yang dilakukan tiap pekan di sekolah-sekolah di Bantul,” ucapnya.

Lebih jauh, Marlina juga menyoroti praktik diet ketat pada remaja putri yang tidak sehat dan tidak seimbang. Selain anemia, persoalan lain seperti stunting juga muncul dari diet ketat tersebut. Marlina menegaskan agar para remaja putri untuk melakukan diet secara seimbang.

Advertisement

Dia berharap, selain peran dari Dinkes, sekolah-sekolah juga harus berkomitmen untuk aktif memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri. Tidak hanya itu, sekolah juga harus menggiatkan kegiatan-kegiatan kaitannya dengan pemenuhan gizi anak, mengingat banyak remaja putri mengalami anemia di Bantul.

“Komitmen dari sekolah perlu ditingkatkan, dalam arti pemanfaatan untuk minum tablet tambah darah harus dilakukan secara bersamaan di sekolah dengan aksi bergizinya. Kami mendorong terus seperti itu,” lanjutnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ratusan Remaja Putri di Bantul Menderita Anemia

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif