SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) 2017 di Alun-Alun Utara Kota Jogja, Jumat (10/11/2017). (Ocktadika Cahya A/JIBI/Harian Jogja)

Rabu (13/12/2017) malam stan sudah dibongkar.

Harianjogja.com, JOGJA–Perpanjangan operasional Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) berakhir pada Minggu (10/12/2017). Namun hingga Minggu (10/12/2107) siang, beberapa stan PMPS masih tetap berjualan.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Mereka mengaku masih memiliki waktu sampai Rabu tengah malam, “Masih buka sampai nanti [tadi] malam. Mungkin tengah malam kami mulai tutup dan bongkar stan,” kata Febriandi, pemilik stan pakaian bekas impor atau awul-awul, ditemui Minggu.

Ia mengaku biasanya masih ada waktu sehari untuk bongkar stan setelah PMPS berakhir. Pria asal Padang Sumatra Barat yang baru pertama kali ikut PMPS ini mengaku mendapat tambahan keuntungan selama perpanjangan PMPS.

Ia menyewa stan di bagian timur Alun-alun Utara dengan harga sewa Rp18 juta selama PMPS resmi mulai 10-30 November lalu. Andi, sapaan akrabnya mengaku mendapat keuntungan meski sedikit sehingga bisa menutup harga sewa sekaligus membayar tiga karyawannya.

Sementara selama perpanjangan PMPS ia membayar sewa pada paguyuban, namun ia enggan menyebut nominalnya. Andi mengaku lebih beruntung dibanding stan serupa yang dikelola teman-temannya, “Teman-teman banyak yang enggak nutup harga sewa katanya. Kalau saya lumayan ada keuntungan,” ucap dia. Andi pun berencana ikut lagi PMPs tahun depan nanti.

Senada diungkapkan penjaga stan awul-awul lainnya di sisi utara Altar, Nur Hadi. Ia mengaku sudah mendapat peringatan dari pengamanan PMPS agar menutup stannya paling lambat, Rabu malam. Selama perpanjangan PMPS, Nur Hadi tidak memungkiri pengunjung banyak, namun ia enggan menyebut nominalnya dengan asalan hanya sebagai penjaga stan. “Kalau soal keuangan sama bos langsung aja,” ucap dia.

Heli Suradi, penjaga stan makanan Bolang Baling Populair mengatakan meski PMPS sempat diterpa hujan, namun ia mengaku banyak pengunjung yang datang ke stannya. Hampir setiap hari selama pelaksanaan stan adonan donat selalu habis.

Bahkan ia menyatakan tidak ada perbedaan pengunjung PMPS tahun ini maupun tahun lalu. Ia sudah berjualan di PMPS sejak 1982 lalu, sebelum PMPS dikelola Pemerintah Kota Jogja. Namun jualannya tersebut milik juragannya di Patuk, Ngampilan. “Biasanya kalau tradisi Grebek Mulud sudah keluar gunungan semua stan langsung di bongkar, kalau sekarang tidak. Saya hanya mengikuti aja,” ucap Heli.

Bagian Keamanan PMPS, Krisnadi Setiawan mengatakan sebagian besar stan PMPS sudah dibongkar. Namun memang masih ada beberapa yang buka. “Maksimal pembongkaran stan Rabu malam, pukul 23.59 WIB,” kata dia.

Sementara Kasi Pengendalian Operasi Satpol PP Kota Jogja, Budi Santoso saat dimintai konfirmasi terkait masih adanya pedagang PMPs berjualan mengaku belum mendapat perintah penertiban dari atasannya.

Pelaksanaan PMPS ini berakhir 30 November lalu, namun pedagang minta perpanjangan waktu sampai 10 Desember kepada Kraton, dengan alasan cuaca. Perpanjangan PMPS ini tidak lagi mengantongi izin keramaian dari kepolisian, karena polisi menganggap PMPS sudah berakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya