SOLOPOS.COM - Kegiatan Ruwatan (Swirzy Sabandar/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Malam satu suro atau 1 Muharram 1463 Hijriah dirayakan dengan berbagai cara, mulai dari ruwatan hingga jamasan.

Sebanyak 77 orang dari delapan daerah, yakni Kulonprogo,  Jakarta, Bandung, Bekasi, Tangerang, Semarang, Palembang, dan Nusa Tenggara,  mengikuti ruwatan sukerto di Gunung Lanang, Desa Sindutan, Kecamatan Temon, Jumat (24/10/2014) malam.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Tujuannya, untuk membersihkan diri dan membuang kesialan tahun lalu sekaligus berharap berkah dan kekuatan untuk masa mendatang.

Tradisi ruwatan sukerto yang digelar oleh Paguyuban Kadhang Gunung Lanang ini diawali dengan menyiapkan uba rampe seperti, ayam ingkung, jajan pasar, serta kembang tujuh rupa. Pada sore hari, warga yang mengikuti ruwatan sukerto berdoa terlebih dulu sesuai dengan keyakinannya masing-masing.

Ritual pertama dalam ruwatan sukerto ialah mandi di bawah pancuran air kendi yang sudah didoakan oleh sesepuh adat. Kemudian para sukerto atau peserta ruwatan dipotong sebagian rambutnya, bersamaan dengan kegiatan itu digelar pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk.

Menjelang tengah malam para peserta ruwatan mengitari Puser Astana Jingga sebanyak tujuh kali dengan membawa uba rampe yang akan dilabuh pada pagi hari.

Sesepuh adat Kadhang Gunung Lanang Ki Suwaji menuturkan makna ruwatan sukerto yang digelar setiap tahun bertujuan untuk membersihkan diri. “Sekaligus introspeksi diri apa yang sudah dilakukan dan di masa depan bisa lebih baik lagi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya