SOLOPOS.COM - Proses penyulingan Seaqua (JIBI/Harian Jogja/Aprilana Susanti)

Proses penyulingan Seaqua (JIBI/Harian Jogja/Aprilana Susanti)

Mengubah air tawar menjadi air minum isi ulang mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana jika mengubah air laut menjadi air mineral siap minum?

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Masyarakat pesisir Pantai Gesing di Dusun Bolang, Desa Girikarto, Panggang patut bangga. Mereka kini memiliki alat yang dapat mengubah air laut menjadi air mineral siap minum. Bahkan, dengan alat tersebut, mereka tidak hanya bisa mencukupi air minum warga di dusun mereka saja, namun juga sudah merambah hingga ke kota Wonosari dan beberapa wilayah di pesisir selatan Gunungkidul.

Seaqua, demikian pihak pengelola Poksambal (Kelompok Sarana Air Minum Berasal dari Laut) menyebut air mineral produksi mereka itu. Satu galon Seaqua berisi 19 liter air dijual seharga Rp.4000-Rp.5000, tergantung lokasi pengiriman.

“Nama tersebut kami ingin tekankan pada kata ‘Sea’-nya, biar masyarakat mengenal bahwa air mineral ini berasal dari air laut. Harga yang sekarang itu masih harga promosi. Kalau untuk masyarakat di sekitar sini harganya jauh lebih murah karena tidak memerlukan biaya transportasi,” kata Sargiyono selaku pengawas Poksambal, Rabu, (4/7) sore.

Seaqua mulai diproduksi akhir Maret 2012 lalu oleh pengelola yang melibatkan warga nelayan setempat. Dengan dua alat penyuling bantuan dari Kementrian Kelautan Indonesia seharga Rp. 1,2 miliar itu, pengelola bisa menyuling 600 liter air per jam. Air yang digunakan berasal dari tiga sumur berair payau tak jauh dari bibir pantai.

“Ini seperti suatu keajaiban, sumur yang kami gali paling dekat dengan pantai justru airnya tawar. Namun, alat tersebut justru kurang maksimal kalau menyuling air tawar. Makanya kami pun menggali sumur lagi yang airnya payau dan hasilnya malah lebih bagus dari air tawar tadi,” jelas Sukap, Kepala Desa Bolang, Rabu (4/7) sore.

Namun, karena terbatasnya jumlah galon, pengelola mengaku kesulitan untuk meningkatkan produksi. Selain itu, minimnya transportasi untuk mengangkut galon-galon tersebut juga menjadi kendala besar yang dihadapi pengelola. Padahal, minat masyarakat untuk mengonsumsi air minum yang sehat dan murah tersebut cukup tinggi.

Di Gunungkidul, selain pantai Gesing, bantuan alat penyuling air laut tersebut juga diberikan kepada masyarakat di Pantai Drini. Sementara untuk area DIY, keseluruhan ada tiga alat yang diberikan kepada masyarakat pesisir yakni dua di Gunungkidul dan satu di Kulon Progo. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya