SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin Ilustrasi

JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin
Ilustrasi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Puluhan warga Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul mendatangi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Rabu (24/7).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kedatangan mereka untuk mengembalikan uang hasil memalak kepada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul, Agus Handriyanto, saat unjuk rasa menuntut perubahan data Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) pada Rabu (17/7/2013) pekan lalu.

Kedatangan mereka dengan tujuh kendaraan yang dikawal polisi, tiba di kantor Pemkab sekitar pukul 11.00 WIB. Tidak ada bendera, tidak ada pengeras suara seperti unjuk rasa pekan lalu. Mereka terlihat rapi berseragam safari. Terlihat hanya empat orang saja yang tidak berseragam, terdiri dari dua janda yang sudah sepuh dan warga lainnya.

Kedatangan mereka disambut Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Gunungkidul Eko Subiyantoro, Kepala BPS Gunungkidul Agus Handriyanto, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Dwi Warna Widinugroho, Sekretaris Bappeda Sri Suhartanto dan Kepala Kantor Pos Cabang Wonosari Mufti Ismail.

Pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Bupati tersebut mengharukan. Tidak ada kata-kata keras, tidak ada ketegangan. Sebaliknya, masing-masing mengungkapkan dengan penuh kesedihan. Pertemuan tersebut pun menjadi ajang saling memaafkan sambil berpelukan.

Perangkat Desa Serut, Supardi, mengungkapkan mental warga jatuh setelah pemberitaan menyebut warga Serut sebagai pemalak, bertindak kriminal. “Selama ini masyarakat Serut berjuang keras untuk membangun desa, tidak pernah berbuat kriminal,” ungkapnya.

Menurut Supardi, unjuk rasa masyarakat terkait dengan BLSM murni aspirasi karena banyak warga penerima bantuan kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) itu yang tidak tepat sasaran sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.

Suyanto, selaku koordinator unjuk rasa pekan lalu, juga meminta maaf kepada Agus Handriyanto. Secara pribadi dia akan mengganti uang transportasi Kepala BPS. Mantan Kepala Desa Serut ini juga mengaku kesalahan data BLSM tidak hanya salah BPS saja.

Namun, niat baik Suyanto ditolak Agus. Kepala BPS mengaku sudah mengikhlaskan saat memberi uang transportasi. Setelah beberapa saat sempat saling taruk ulur, antara yang ingin mengembalikan dan di sisi lain menolak, akhirnya uang Rp4 juta sepakat untuk diserahkan kepada warga miskin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya