SOLOPOS.COM - Salah seorang warga melihat Luweng Blimbing yang airnya menyusut secara tiba-tiba, Senin (22/1/2018). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Tanah di Gunungkidul rawan ambles

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Meski tanah di Gunungkidul rawan ambles, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul belum melakukan kajian ilmiah terkait dengan persoalan tersebut. Secara geografis potensi itu merata di seluruh wilayah.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Kepala Seksi Kedaruratan dan logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan untuk pendataan terkait dengan potensi rawan ambles hingga sekarang didata. Oleh karenanya, BPBD belum bisa memetakan potensi rawan ambles di Gunungkidul.

Meski demikian, lanjut Sutaryono, ketiadaan data potensi rawan ini tidak menjadi persoalan, Sebab BPBD sejak lama telah mengimbau kepada masyarakat untuk terus berwaspada. Untuk kerawanan, lanjut dia, lebih mengacu pada kondisi geografis kewilayahan yang didominasi oleh batuan kapur atau kawasan karts sehingga potensi tanah ambles hampir merata di seluruh wilayah.

“Kejadian tanah ambles bukan barang baru. Sebab peristiwa itu sudah terjadi sejak lama. Apalagi hampir setiap musim hujan ada laporan terkait dengan peristiwa tanah ambles,” kata Sutaryono kepada Harianjogja.com, Senin (22/1/2018).

Menurut dia, untuk mengantisipasi kerugian saat terjadi tanah ambles warga diminta untuk terus waspada. Salah satunya dengan mengamati lingkungan sekitar. Sutaryono mengatakan proses amblesnya tanah tidak terjadi dalam waktu singkat karena akan diawali dengan longsoran atau pembentukan lubang-lubang kecil.

“Inilah kenapa saya meminta agar memantau di lingkungan sekitar secara rutin, karena saat ada yang aneh [potensi tanah ambles] bisa diketahui sejak awal sehingga potensi kerugian bisa ditekan seminimal mungkin,” kata Sutaryono lagi.

Selain potensi tanah ambles, di Gunungkidul juga ada potensi bencana lainnya seperti banjir, angin kencang hingga longsor. Untuk angin kencang kerawanan merata di seluruh wilayah, sedangkan untuk banjir potensinya ada di sepanjang aliran Sungai Besole, Kota Wonosari, sepanjang aliran Sungai Oya, hingga kawasan di Kecamatan Semanu dan Tanjungsari.

“Untuk longsor, potensinya terjadi di tujuh kecamatan meliputi Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya