SOLOPOS.COM - Garam makin langka dan mahal, garam halus juga ikut diburu konsumen di Pasar Gowok, Kamis (3/8/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Kelangkaan garam bata semakin dikeluhkan masyarakat, terutama warga yang tinggal di pedesaan

 

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Harianjogja.com, JOGJA-Kelangkaan garam bata semakin dikeluhkan masyarakat, terutama warga yang tinggal di pedesaan. Pasalnya, selama ini garam bata dinilai lebih ekonomis dan terjangkau.

Ambar, warga Dusun Klenggotan, Piyungan, mengaku beberapa pekan lalu masih membeli garam bata seharga Rp7.000. “Satu plastik isi sepuluh kotak. Garam bata itu lebih hemat, karena bisa bertahan lama dan murah. Beda dengan garam halus yang lebih cepat habis,” ujar Ambar, Senin (7/8/2017).

Langkanya garam bata membuat ibu rumah tangga ini harus merogoh kocek lebih dalam. Hal itu dikarenakan harus beralih dari garam bata ke garam halus yang lebih mahal. Jika biasanya harga garam halus dengan berat 250 gram dibeli seharga Rp1.000 sampai Rp2.000, kini satu bungkus rerata dijual antara Rp3.000 sampai Rp3.500.

“Kalau beli ecer garam bata, satu bata hanya Rp500. Mungkin sekarang bisa lebih mahal lagi,” imbuh Ambar.

Bukan hanya Ambar yang mengeluhkan harga garam yang semakin melambung. Ngatini, warga Sitimulyo, Piyungan juga mengeluhkan hal yang sama. Terlebih, saat ini dia akan menyelenggarakan acara hajatan nikah. Dengan langkanya garam bata, mau tidak mau, Ngatini harus membeli garam halus yang harganya lebih mahal.

“Susah sekali cari garam bata, saya juga cari di pasar gede [Pasar Beringharjo] juga tidak ada. Terpaksa pakai garam halus, padahal harganya lebih mahal,” ungkap Ngatini.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati menegaskan pasokan garam bata masih sangat terbatas di pasaran. Berdasarkan pantauan di tiga pasar besar di DIY, yakni Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan dan Pasar Demangan, pasokan garam bata yang tersedia jumlahnya sangat sedikit.

Pasokan tersebut, kata Yuna, sebagian besar dipasok dari Pati, Jawa Tengah. Meski mengklaim pasokan garam bata masih ada, namun untuk keperluan rumah tangga ketersediaan garam saat ini dinilai masih cukup.

“Kalau untuk rumah tangga, pasokan garam yang ada masih cukup. Beda dengan kebutuhan industri, misal untuk kebutuhan ikan asin atau penyamakan kulit. Industri ini membutuhkan lebih banyak garam,” jelas Yuna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya