SOLOPOS.COM - Air terjun Sri Gethuk (JIBI/Harian Jogja/Zahirul Alwan)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejumlah warga Desa Bleberan, Kecamatan Playen mengaku tidak merasakan dampak dari keramaian objek wisata air terjun Sri Gethuk sejak awal 2012 lalu itu. Mereka menilai pendapatan Sri Gethuk hanya dinikmati sekelompok orang.

Kepala Dusun Sawahan Suhardi mengaku kecewa dengan pengelolaan Sri Gethuk. Warga di dusunnya tidak bisa ikut mengelola dengan alasan sudah terlalu banyak pemandu wisata. Lebih kecewa lagi karena ia tidak bisa mengakses informasi pendapatan Sri Gethuk.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Diakui Suhardi, Sri Gethuk yang pengelolaannya masuk dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bleberan tidak pernah ada laporan rutih tahunan. “Kami hanya mendapatkan laporan sementara pendapatan pada 2012 lalu yang mencapai lebih dari Rp1 miliar,” kata dia, Rabu (8/1/2014).

Menurut Suhardi, di Bleberan ada 11 dusun tetapi yang mengelola hanya warga Dusun Menggoran Satu dan Menggoran Dua. Setiap dusun pernah diberikan uang Rp3 juta pada di pertengahan 2013 lalu.

Bagi Suhardi, bukan persoalan uang tiga juta melainkan bagaimana pengelolaan Sri Gethuk bisa mengangkat semua warga di Bleberan. “Dan laporan keuangan bisa disampaikan ke masyarakat,” tukasnya.

Warga Dusun Srikoyo, Paryadi, mengaku belum mendapat efek dari ramainya lalu lalang wisatawan ke Sri Gethuk. Ia berharap pemerintah desa bisa lebih mengatur pengelolaan dan melaporkannya kepada masyarakat.

Pejabat Sementara Kepala Desa Bleberan Hartono enggan berkomentar karena baru peralihan kepemimpinan dari Kepala Desa Bleberan, Tri Harjono, yang mengundurkan diri karena ikut pilihan calon legislator.

Pengelola Sri Gethuk, Harno, mengakui keramaian Sri Gethuk menimbulkan kecemburuan sosial di antara masyarakat. Diakui dia, tidak mungkin semua masyarakat Bleberan dilibatkan dalam pengelolaan karena sekarang terlalu banyak, ada sekitar 100 tenaga pengelola.

Harno mengaku sudah sering melaporkan pendapatan dan pengeluaran ke BUMDes tetapi belum tertata rapi sehingga laporan tidak sampai kepada semua masyarakat.

Menurut dia, pendapatan Sri Gethuk pada 2012 lalu sebesar Rp1 miliar lebih dan tahun lalu juga dikisaran Rp1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya