Jogja
Rabu, 15 Mei 2013 - 10:58 WIB

Warga Purwosari Ciptakan Cokelat Herbal

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ketua kelompok Usaha Malawi, Ria Susi (kanan) dan Mahasiswi PKM UGM Nurindah Tri Markita menunjukkan produk cokelat herbal. JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Foto Ketua kelompok Usaha Malawi, Ria Susi (kanan) dan Mahasiswi PKM UGM Nurindah Tri Markita menunjukkan produk cokelat herbal.
JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin

GUNUNGKIDUL—Cokelat merupakan salah satu makanan yang digemari anak kecil sampai orang dewasa. Rasa manisnya yang khas membuat ketagihan. Di tangan kelompok usaha Malawi, makanan yang berbahan dasar dari kakao itu lezat dan menyehatkan. Olahan cokelat dipadu dengan aneka tumbuhan herbal seperti jahe, kencur dan kayu manis.

Advertisement

Ketua Kelompok Usaha Malawi Ria Susi mengatakan cokelat hasil buatannya tidak jauh beda dengan yang lain. Tambahan bahan herbal itulah yang membuat sensasi baru rasa cokelat.

“Berkat paduan cokelat pilihan dan aneka herbal tidak hanya lezat tapi juga menyehatkan,” ucap Ria saat ditemui Harian Jogja, akhir pekan lalu.

Untuk membuat sensasi rasa cokelat herbal Ria mengaku tidak kesulitan karena aneka tumbuhan herbal dapat dia temukan di sekitar rumahnya. Tumbuhan tersebut diyakini dapat menyehatkan tubuh, seperti jahe yang berkhasiat membantu meredkan batuk, masuk angin, nyeri sendi dan pinggang.

Advertisement

Kayu manis juga sebagai peluruh keringat, penambah nafsu makan dan penghilang rasa sakit. Demikian dengan kencur yang berkhasiat membantu meredakan batuk, masuk angin, mulas dan keseleo.

Cara pembuatannya, Ria membeli cokelat mentah dalam jumlah banyak kemudian dilelehkan dan dicampur dengan bahan herbal.

Atas bimbingan mahasiswi Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UGM, olahan makanan cokelat herbal tersebut kini dikemas dalam kemasan yang menarik dan dijual di pasaran dengan harga Rp1.500 per potong. “Baru satu bulan ini dipasarkan. Masih di sekitar Purwosari,” kata Ria.

Advertisement

Malawi merupakan singkatan dari Makanan Olahan Widoro. Anggota kelompoknya dari warga Dusun Widoro, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul.

Ketua PKM UGM Nurindah Tri Markita mengatakan banyak tumbuhan herbal di Gunungkidul yang potensial untuk dijadikan berbagai produk baik makanan maupun obat.

Selama tiga bulan di Gunungkidul dia bersama kelima temannya membantu kelompok Malawi mengembangkan produk malawi. Menurut Indah, kelompok Malawi saat ini masih memadukan herbal dengan bahan cokelat batangan yang sudah jadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif