Jogja
Rabu, 5 Maret 2014 - 16:21 WIB

Warga Sedayu Demo, Boikot Pembangunan Perumahan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan warga Bandut Lor, Desa Argorejo, Sedayu Bantul menghentikan paksa aktifitas pengolahan lahan untuk pembangunan perumahan di daerah itu, Rabu (5/3/2014). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL- Puluhan warga Bandut Lor, Desa Argorejo, Sedayu Bantul yang tingggal di sekitar kawasan Gunung Bulu, Jalan Wates Km. 11 menghentikan paksa aktifitas pengolahan lahan untuk pembangunan perumahan di daerah itu, Rabu (5/3/2014).

Warga juga menggelar demonstrasi menolak pembangunan perumahan sebelum tuntutan mereka dipenuhi.

Advertisement

Upaya menghentikan paksa pembangunan lahan lokasi perumahan milik PT. Utama Jaya Makmur tersebut dilakukan warga dengan mengusir enam unit truk pengangkut material batu dan tanah serta dua alat berat yang digunakan untuk meratakan tanah dan mengeruk tebing Gunung Bulu.

Puluhan warga juga memasang palang pintu masuk menuju lokasi calon perumahan. Hingga Rabu siang, sebanyak empat truk dan satu alat berat sudah keluar dari lokasi calon perumahan namun dua truk dan satu alat berat masih bertahan.

Warga memberi tenggat waktu hingga sore, bila truk dan alat berat tersebut tidak disingkirkan, warga sendiri yang akan mengeluarkan paksa.

Advertisement

Puluhan warga juga berdemonstrasi sembari membawa spanduk menentang keberlanjutan pembangunan perumahan.

Ahmad Helmi, Koordinator Aksi menyatakan, aktifitas pengolahan lahan lokasi perumahan seluas 11.000 meter persegi itu mulai terjadi sejak seminggu terakhir.

Sementara warga sekitar yang berdekatan dengan lokasi pembangunan tidak diberitahu sama sekali oleh pengembang. Padahal tepat di pinggir batas lokasi perumahan berdiri rumah warga serta temat penitipan anak, Play Group, TK dan SD. Yayasan pendidikan itu hanya dibatasi oleh dinding bambu dengan lokasi perumahan.

Advertisement

Aktifitas pengerukkan tebing dan pengolahan tanah menggunakan alat berat setiap hari mengganggu aktifitas belajar dan penitipan anak yang ada di dekat lokasi.

Menurut Helmi yang merupakan pengelola yayasan tempat penitipan anak, TK dan SD, terdapat sekitar 300-an anak yang setiap hari ada di dekat lokasi pembangunan. “Ada bayi tiga bulan juga yang setiap hari dititipkan, anak-anak juga kadang main di dekat lokasi pembangunan,” ungkapnya saat aksi demonstrasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif