Jogja
Senin, 25 Juli 2022 - 21:34 WIB

Warga Sleman Mengeluhkan Dampak Pembangunan Tol Jogja-Bawen

Abdul Hamid Razak  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan jalan tol. (Antara)

Solopos.com, SLEMAN — Warga di Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, mengeluhkan debu dari proyek dan kendaraan berat di proyek pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen.

Warga RW 015, Sanggrahan, Tirtoadi, Suradi, mengatakan warga mengeluhkan debu yang bertebaran di sekitar lokasi proyek. Sebenarnya, pihak kontraktor sudah menyemprot jalan yang dilalui kendaraan proyek dengan air, namun debu masih saja bertebar.

Advertisement

“Sebenarnya sudha ditangani oleh pihak kontraktor. Begitu juga saat awal-awal kendaraan berat masuk, sekarang sudah tidak ada lagi. Masalah ini sudah dirapatkan oleh warga dengan pihak kontraktor,” kata dia, Senin (25/7/2022).

Sebagian warga yang terdampak pembangunan proyek, kata dia, sebenarnya juga warga yang terdampak pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo. Hanya saja, hingga kini sekitar 25 warga terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo masih menunggu proses pembayaran ganti kerugian.

Advertisement

Sebagian warga yang terdampak pembangunan proyek, kata dia, sebenarnya juga warga yang terdampak pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo. Hanya saja, hingga kini sekitar 25 warga terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo masih menunggu proses pembayaran ganti kerugian.

Baca Juga: Pikap Tabrak Pohon di Gunungkidul, 1 Orang Meninggal & Pengemudi Kritis

“Intinya warga mendukung program ini. Cuma kami berharap pembayaran ganti kerugian (Jogja-Solo) segera direalisasikan,” katanya.

Advertisement

“Kami minta dibuat notulensi rapat, yang hasilnya akan kami serahkan ke pihak kontraktor,” katanya.

Baca Juga: Hindari Tawuran Terulang, Suporter Solo Diminta Tak Lewat Kota Jogja

Pria yang juga Carik Kalurahan Tirtoadi tersebut menjelaskan daftar inventarisasi persoalan yang dikeluhkan warga diharapkan segera ditindaklanjuti oleh pihak kontraktor. Misalnya soal debu dari kendaraan berat yang lewat bisa diatasi dengan penyemprotan yang optimal.

Advertisement

“Mungkin durasi penyemprotan ditambah, atau penyemprotan menggunakan peralatan yang lebih baik lagi. Tidak hanya [jalan] dibahasi,” katanya.

Diakuinya, warga Sanggrahan di sekitar proyek Jalan Tol Jogja-Bawen tersebut sebagian merupakan warga terdampak pembangunan jalan Tol Jogja-Solo.

Baca Juga: Kronologi Tawuran Suporter di Jogja, Diduga karena Ada Provokasi

Advertisement

Untuk meminimalisir potensi konflik, lanjut dia, pembebasan lahan di lokasi tersebut bisa segera dilakukan. Jika pembayaran uang ganti kerugian proyek Tol Jogja-Solo bagi warga rampah, maka warga terdampak bisa segera pindah.

“Kalau lahan tersebut bisa segera dibebaskan, dilakukan kliring, itu bisa menjadi akses keluar masuk kendaraan proyek untuk kegiatan pembangunan Tol Jogja-Bawen. Selama ini akses kendaraan ke lokasi proyek masih menggunakan jalan kampung,” katanya.

Terpisah, Dukuh Pundong 5 Tirtoadi, Sukmono, mengatakan proyek pengerasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen di Pundong 5 juga dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya, debu dan sisa materisl yang berasal proyek tersebut tidak disiram (dibersihkan) oleh pelaksana proyek.

Baca Juga: Tawuran Suporter di Jogja, Ada Korban Meninggal? Ini Penjelasan Polisi

“Lahan warga Pundong 5 memang tidak ada yang terdampak proyek tol. Cuma dampaknya yang kami rasakan,” katanya.

Selama ini, lanjut Sukmono, pelaksana proyek hanya membersihan atau menyiram materisl di sisi Utara Selokan Mataram sementara sisi Selatan Selokan yang juga terdampak proyek tidak dibersihkan.

“Kondisi tersebut menyebabkan kawasan Pundong 5. Kami hanya minta jalan utama di tempat kami juga dibersihkan, sekitar 500-700 meter. Durasi pembersihakan juga ditambah,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Dampak Proyek Pembangunan Tol Jogja-Bawen Mulai Dikeluhkan Warga Sleman

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif