SOLOPOS.COM - Palang Merah Indonesia (PMI) Gunungkidul menyalurkan bantuan air dari para donatur ke Desa Giripanggung, Kecamatan Tepus. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Hujan yang sempat turun di beberapa wilayah Gunungkidul seperti Wonosari rupanya belum dirasakan masyarakat Tepus. Warga Desa Giripanggung, misalnya, masih membutuhkan bantuan air bersih.
Salah satu warga Dusun Banjar, Desa Giripanggung Sukimin menuturkan sudah empat bulan ini daerahnya tidak merasakan tetesan hujan. Untuk memiliki air bersih pun harus menunggu bantuan pengedropan air.
“Cuacanya panas sekali. Kami juga belum bisa bertani. Selain dari dropping air, biasanya warga membeli air,” papar dia kepada Harian Jogja, Kamis (31/10/2013) di kediamannya.
Biasanya warga membeli satu tangki air dengan harga beragam. Ada yang Rp130.000 setiap tangkinya ada yang Rp180.000 setiap tangkinya. Menurut Sukimin perbedaan harga tersebut tergantung dari jarak dari sumber air yang digunakan.
“Dengan bantuan air yang disalurkan PMI ini kami sangat tertolong. Warga lain pun bisa mengambil dari bak penampungan ini. Air ini tidak kami gunakan sendiri tetapi untuk umum,” imbuh dia.
Sementara itu Paijan juga mengakui hal yang sama. Bantuan air merupakan hal yang selalu ditunggu-tunggu. Hujan yang belum turun membuat petani belum bisa melakukan penanaman.
“Ada sebagian petani yang sudah menyiapkan lahannya ada yang belum menyiapkan. Belum ada tanda-tanda hujan di wilayah kami,” tutur dia.
Salah satu relawan PMI Gunungkidul Danang Prabowo menuturkan, air yang disalurkan merupakan sumbangan dari para donatur. Setiap tahunnya penyaluran air selalu rutin dilakukan. “Sejauh ini kami sudah menyalurkan 25 tangki air. Rencananya sampai 50 tangki air,” imbuh dia.
Adapun donatur yang ingin membantu air bersih untuk warga harus mengikuti ketentuan dari PMI. Bantuan yang diberikan harus bersifat netral dan tidak ditunggangi kepentingan politik.