Jogja
Senin, 5 Mei 2014 - 11:12 WIB

WARGA TOLAK THE CAPTAIN : Izin The Captain Masih dalam Proses

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, SLEMAN—Terkait dengan banyaknya keluhan warga, manajemen The Captain mengaku sudah menyosialisasikan kepada warga sekaligus menindaklanjuti keluhan warga. Selain itu konsep The Captain dinilainya bukan kafe melainkan lounge atau restauran.

Public Relation The Captain, Aloysius Reza, menjelaskan pihaknya sudah menggelar dua kali pertemuan dengan warga. Pertemuan pertama untuk menampung keluhan dan kedua adalah pembahasan mengenai solusi yang akan dilakukan oleh manajemen.

Advertisement

Saat itu, lanjut dia, ia sudah menyebarkan surat undangan resmi dua kali namun tidak ada warga maupun pengurus lingkungan yang hadir.

Usahanya untuk melakukan pendekatan kepada warga, urainya, seakan di block-off oleh warga. Akibatnya manajemen The Captain dibatasi untuk melakukan komunikasi kepada warga.

“Jadi, sebenarnya kejadian di lapangan adalah pihak The Captain sudah beberapa kali menghubungin warga dan/atau pengurus sekitar untuk memberikan tanggapan terlebih mengenai solusi sesuai dengan keluhan warga. Namun, pertemuan hanya terjadi dua kali dikarenakan pada surat undangan resmi berikutnya tidak ada satupun  yang datang,” terangnya dalam rilis yang dikirim kepada Harianjogja.com, akhir pekan lalu.

Advertisement

Terkait perizinan Reza menambahkan, perizinan pribadi The Captain sedang dalam proses, dengan tujuan untuk ekspansi ke beberapa daerah seperti Bandung dan Bali.

“Pada dasarnya mengenai perijinan HO sudah dikantongi oleh The Captain dengan atas nama Khaopad, karena pada dasarnya Khaopad dan The Captain berada di satu area, sehingga perijinan yang ada sudah cukup mewakili,” jelasnya.

Pihaknya juga memberikan peluang kepada pemuda setempat untuk mengolah lahan parkir secara total dan OB. Bahkan ia mengklaim tidak mengambil sepeserpun atas hasil dari parkir tersebut. Dengan itu diakuinya pihaknya turut serta merekrut SDM  dari warga sekitar.

Advertisement

“Kami juga memiliki kesadaran untuk pembuatan surat ijin kepada warga sekitar ketika ada event khusus,” ujarnya.

The Captain, imbuh dia, memiliki konsep urban lounge atau pada umumnya disebut restauran, bukan kafe dan tidak seperti lounge pada umumnya. Mengenai event slowrock yang tadinya menggunakan drum, sudah diubah menggunakan cajon sehingga konsep yang digunakan menjadi akustik. Serta ada perubahan jam jam event reguler untuk live musik acoustic yang tadinya dari pukul 21.00 WIB sampai 23.00 WIB, diubah dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif