Jogja
Rabu, 14 Desember 2011 - 14:45 WIB

Warnet di Gunungkidul dituding kerap jadi lokasi mesum

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi masyarakat (Ormas) menuding keberadaan warung internet atau warnet di Gunungkidul mulai disalahgunakan sebagai ajang mesum oleh kalangan pelajar.

Tudingan tersebut diungkapkan Koordinator LSM Rifka Annisa, Tantowi, usai melakukan pertemuan dengan Ormas keagamaan untuk merumuskan persoalan sosial menyangkut perilaku remaja Gunungkidul akhir-akhir ini.

Advertisement

Ia menyebut keberadaan warnet sebagai salah satu pemicu meningkatnya angka pernikahan dini karena keberadaan warnet kurang terkontrol dan mengundang kalangan remaja pelajar putra-putri Gunungkidul mulai berani melakukan hubungan layaknya suami istri di warnet dilengkapi dengan fasilitas bilik.

Meski tidak menyebut beberapa warnet mesum yang dimaksudkan, Tantowi menemukan banyak warnet di Gunungkidul mayoritas masih berbilik dan memberikan keleluasaan pengguna lawan jenis berada di ruangan tertutup rapat. Menurutnya, fasiltas bilik tertutup mengundang potensi luas sebagai tempat mesum bagi putra-putri kalangan remaja pelajar.

Langkah merumuskan persoalan sosial kalangan remaja Gunungkidul dilakukan dengan menggandeng sejumlah ormas keagamaan seperti Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama, Pengurus Cabang Muslimat NU, Pimpinan Daerah`Aisyiah, Pengurus Cabang Fatayat NU, dan Pimpinan Daerah Nasyi`atul `Aisyiah. Laporan Pengadilan Agama (PA) Gunungkidul tahun 2011 ada sebanyak 130 pasangan dibawah umur mengajukan dispensasi nikah mayoritas karena hamil sebelum nikah.

Advertisement

“Penegakan aturan bagi pengusaha warnet yang tidak mengindahkan aturan standarisasi bilik warnet sehat kami sepakat untuk dilakukan pencabutan izin usaha,” jelas Tantowi.

Menyikapi tudingan tersebut Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Gunungkidul, Danang Ardiyanto mengaku keberatan. Stigma negatif pada usaha warnet sangat merugikan kalangan pengusaha warnet. Danang melihat tidak semua warnet di Gunungkidul berbilik tertutup seperti dituduhkan LSM dan Ormas. Ia meminta semua pihak lebih cermat memberikan penilaian dan pernyataan.(Harian Jogja/Gunungkidul)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : HIPMI LSM Mesum Warnet
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif