Jogja
Selasa, 24 Januari 2017 - 11:20 WIB

WASPADA ANTRAKS : Bantuan Vaksin & Obat Diberikan untuk Sapi Seperti Ini

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Waspada Antraks, peternakan Sleman terbukti bebas penyebaran bakteri tersebut

Harianjogja.com, SLEMAN — Terkait dugaan HA, warga Simping, Sidomoyo, Godean yang meninggal karena diduga terserang bakteri antraks, Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan masalah tersebut terus dipantau. Termasuk mengecek kebenaran bakteri yang menyerang HA tersebut. Apakah disebabkan oleh bakteri antraks atau lainnya.

Advertisement

Baca Juga : WASPADA ANTRAKS : Sleman Diklaim Bebas, Warga Diimbau Tidak Panik

Ditjen PKH Kementrian Pertanian (Kementan) kabarnya juga mengirimkan bantuan vaksin sebanyak 15.000 dosis dan obat-obatan serta desinfektan baik ke wilayah Sleman maupun Kulonprogo. Tidak hanya itu, Kementan juga akan mengirimkan tim penyuluhan dan melakukan sosialisasi kepada peternak dan masyarakat  tentang penyakit antraks dan cara pencegahan, pengendalian serta pengamanannya.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Kehutanan (DPPK) Sleman Widi Sutikno belum mengetahui rencana tersebut. Termasuk jumlah dosis vaksin yang dikirimkan Kementan ke Sleman. Pihaknya hanya fokus melakukan vaksinasi kepada sapi-sapi yang ada di Sleman.

Advertisement

“Tidak semua sapi yang diberikan vaksinasi, hanya yang diduga atau mengalami sakit. Kalau semua divaksin tidak cukup, jumlah sapi di Sleman sekitar 50.000 ekor,” kata Widi, Senin (23/1/2017)

Di wilayah Sleman, kata Widi, fasilitas kesehatan hewan untuk memantau kesehatan ternak sudah cukup memadai. Setidaknya terdapat 14 Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang dinilainya mampu memberikan vaksin antraks pada sapi. Selain vaksinasi, DPPK juga mencegah peredaran daging sapi asal Kulonprogo. Termasuk menambah jumlah petugas kesehatan hewan di lapangan untuk meningkatkan pengawasan, baik di pasar tradisional maupun pasar hewan.

“Kami himbau kepada warga, kalau ada ternak yang sakit jangan dikonsumsi. Laporkan kepada kami, agar dapat dilakukan penanganan secara medis,” tutur Widi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif