Jogja
Sabtu, 21 Januari 2017 - 09:20 WIB

WASPADA ANTRAKS : Dinkes Bantah Ada Korban Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Disnakkan Kabupaten Sragen menyuntikkan vaksin antraks, anti alergi dan vitamin untuk puluhan ekor sapi di kandang komunal di Dukuh Tenggak, RT 015/005, Tenggak, Sidoharjo, Selasa (29/10/2013). (Sri Sumi/JIBI/Solopos)

Waspada antraks, informasi tak jelas beredar di dunia maya.

Harianjogja.com, SLEMAN — HA, warga Simping Sidomoyo, Godean, diduga meninggal akibat terjangkit virus antraks. Kasus tersebut muncul setelah tersebar surat pemberitahuan No.YK.01-02/I/1222/2017 dari RSUP Sardjito kepada Dinas Kesehatan Sleman, jika HA kelahiran 18 Maret 2008 itu meninggal akibat virus antraks.

Advertisement

Baca Juga : WASPADA ANTRAKS : Muncul BC Ada Pasien Tewas, Ini Kata Pihak RSUP Dr Sardjito

Namun demikian, baik Dinas Kesehatan Sleman maupun RSUP Sardjito membantah isi surat tersebut. Tidak hanya surat, pesan berantai [broadcast] di group-group warga pun bermuculan. Pesan berantai tersebut meminta agar masyarakat menghindari wilayah Godean dan Sardjito. Dalam pesan berantai tersebut, warga dilarang untuk memakan daging sapi.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Nurulhayah menjawab jika isi surat tersebut ngawur. Menurutnya, penyebab meninggalnya korban HA akibat radang selaput otak. Hasil uji laboratorium RSUP Sardjito yang menyatakan HA positif terjangkit bacillus anthracis atau antraks masih didalami.

Advertisement

“Hasilnya belum diketahui. Untuk saat ini, HA masih suspect, belum tentu penyebabnya antraks,” jawabnya saat dihubungi Harianjogja.com, Jumat (20/1/2017).

Dijelaskan Nurul, usai menerima Informasi dari RSUP Sardjito Dinkes Sleman langsung menerjunkan tim ke Simping Sidomoyo Godean. Tim observasi langsung melakukan investigasi ke rumah suspect dan lingkungan sekitar. Hasilnya, lanjut Nurul, suspect yang berusia delapan tahun itu sebelumnya tidak memakan daging sapi. Selain itu, di lingkungan suspect juga tidak ditemukan hewan ternak.

“Suspect menurut keluarga juga jarang keluar rumah. Ini yang mendasari kami, jika suspect belum tentu terjangkit antraks. Kami sudah laporkan hasil investigasi ini ke Sardjito,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif