SOLOPOS.COM - Ilustrasi antraks (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Waspada antraks diperlukan untuk pencegahan penularan

Harianjogja.com, BANTUL — Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul mengimbau masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus penyakit antraks yang diduga sudah masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Kepala DPPKP Kabupaten Bantul Pulung Haryadi menyatakan antraks menyerang hewan ternak, layaknya penyakit kuku dan mulut pada hewan. Apabila seorang manusia tertular penyakit tersebut, mereka dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat dan segera. Namun penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan kematian.

“Yang pasti kami mengimbau kepada masyarakat agar jangan menyembelih hewan ternak yang sakit, lebih baik mengobatinya. Kebiasaan masyarakat memang masih banyak yang memilih untuk menyembelih hewan yang sakit, padahal mereka belum tentu tahu penyakit apa yang menjangkiti hewan ternak mereka, tidak sehat kalau dikonsumsi,” kata dia, Kamis (19/10/2017).

Pulung kemudian menyebutkan beberapa ciri hewan ternak yang terjangkit penyakit antraks antara lain memiliki tampilan kulit yang gosong, ada bengkak merah dengan hitam di tengah mirip dengan bekas gigitan tomcat, atau hewan mati mendadak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan dinas mengawasi sampel daging di sejumlah sentra perdagangan yang menjual daging seperti Segoroyoso, Pasar Bantul, Pasar Imogiri dan lainnya. Selain itu tetap menjalankan pengawasan dan pemeriksaan hewan rutin di setiap pos kesehatan hewan yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Bantul. Agenda ini rutin dilakukan oleh DPPKP tanpa harus menunggu terjadinya wabah tertentu.

“Setelah kami mendengar kabar yang terjadi di Kulonprogo, kami langsung berkoordinasi cepat antar wilayah, bagi kami upaya pencegahan yang kami lakukan dengan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan hewan rutin tadi cukup efektif untuk mencegah masuknya hewan terjangkit antraks di Bantul, dan sampai hari ini kami belum mendapat laporan kasus serupa,” ungkapnya.

Dalam pengawasan kali ini DPPKP merasa diuntungkan dengan adanya tambahan tenaga sebanyak 34 orang penyuluh dan 64 orang tenaga kontrak, yang bisa membantu upaya pengawasan dan pemeriksaan hewan di tiap pos-pos semakin optimal. Pengawasan dalam lalu lintas hewan ternak, juga menjadi bagian yang tidak luput dari upaya pencegahan penularan penyakit yang disebarkan oleh bakteri Bacillus anthracis itu ke Bantul.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul Subiyanta Hadi mengungkapkan pihaknya kemungkinan akan melakukan koordinasi dalam melakukan pengawasan daging konsumsi yang dijual di pasar-pasar di Bantul bersama DPPKP. Untuk menjamin produk yang sampai ke tangan masyarakat termasuk daging, tetap berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya