SOLOPOS.COM - Puluhan hewan ternak diperjualbelikan di Pasar Legi Pengasih, Kulonprogo, Senin (28/12/2015). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Waspada antraks tidak mempengaruhi aktivitas jual beli sapi di Pasar Hewan Pengasih

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kemunculan bakteri antraks di Kecamatan Girimulyo beberapa waktu lalu dipastikan tak mempengaruhi jual beli sapi di Pasar Hewan Pengasih. Lalu lintas dan pengecekan kesehatan hewan ternak juga masih seperti biasa tanpa peningkatan.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Mulyadi, Lurah Pasar Hewan Pengasih mengatakan isu antraks yang merebak tak berpengaruh pada pasar sapi. Jumlah ternak yang dijual maupun jumlah pedagang yang hadir masih seperti biasanya. Bahkan, pedagang sapi asal Girimulyo juga tetap hadir di lokasi. “Tapi bukan dari pedukuhan yang terserang penyakit,” jelasnya, baru-baru ini.

Pedagang asal Sleman, Puroworejo, dan Klaten juga turut hadir di lokasi. Terkait kesehatan hewan, ia mengatakan seperti biasa disediakan petugas kesehatan di lokasi pasar. Jadi pedagang yang membutuhkan pemerikan bisa langsung mendatangi petugas. Namun, pengetatan pemeriksaan hewan sendiri diakuinya tidak dilakukan.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Majar, salah satu pedagang asal Wates yang membenarkan tidak ada penurunan penjualan sapi akibat isu antraks.

“Sapinya tetap dibawa dari kampung-kampung dan aman-aman saja,” urainya.

Selain itu, tidak ada larangan untuk menjual belikan sapi ke luar daerah.

Pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak juga menurutnya tidak perlu dilakukan karena dirasa tidak dalam posisi berbahaya. Beradasarkan data pengelola pasar, jumlah ternak yang masuk ke Pasar Hewan Pengasih setiap hari pasarannya mencapai 40 ekor sapi dan 150 ekor kambing.

Harga jual berkisar Rp12 juta untuk bakalan sapi keturunan jenis metal dan Rp800.000 dampai Rp900.000 untuk kambing jantan. Lalulintas ternak terutama datang dari wilayah Kulonprogo, Muntilan Magelang, Purworejo, dan lainnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Bambang Tri Budi mengatakan masyarakat di daerah munculnya bakteri antraks diminta untuk menunda penjualan ternaknya hingga awal Februari.

Maksudnya, hewan ternak baru bisa dijual setelah mendapatkan antibiotik dan vaksin untuk mencegah antraks. Jika memang akan dijual maka hewan ternak harus dilengkapi dengan surat kesehatan hewan oleh puskeswan. Selain itu, pihaknya juga akan memantau lebih ketat lalu lintas ternak di areal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya