SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus (nhs.uk)

Harianjoga.com, KULONPROGO-Jumlah kasus Leptospirosis di Kulonprogo pada 2013 meningkat lebih dari tiga kali lipat ketimbang tahun kemarin. Data dari Dinas Kesehatan Kulonprogo menyebutkan, sampai dengan pertengahan Desember 2013, terdapat 42 kasus leptospirosis yang sudah merenggut nyawa tujuh orang, sementara tahun lalu terdapat 13 kasus yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kulonprogo, Slamet Riyanto, menguraikan, kasus leptospirosis sepanjang tahun ini paling banyak terjadi di Kecamatan Nanggulan, yakni 17 kasus, kemudian diikuti Sentolo sebanyak enam kasus, lima kasus di Kokap, empat kasus di Lendah, tiga kasus di Kalibawang, dua kasus di Samigaluh, dan satu kasus masing-masing di Galur dan Girimulyo.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Sementara, orang yang meninggal dunia karena penyakit ini berasal dari, Hargowilis (Kokap),  Wijimulyo (Nanggulan), Tanjungharjo (Nanggulan), Banyuroto (Nanggulan), Kaliagung (Sentolo), Gulurejo (Lendah), dan Sidorejo (Galur).

“Sebenarnya sudah pernah ada ledakan penyakit Leptospirosis pada 2011 sebanyak 329 kasus, tetapi menurun di tahun selanjutnya, sekarang justru ada peningkatan lagi,” ujar Slamet, Selasa (17/12/2013).

Dinilainya, kasus Leptospirosis di Kulonprogo berbeda dengan kasus-kasus di kota besar. Kebanyakan lepstopirosis di Kulonprogo disebabkan oleh pekerjaan, misal, sewaktu bekerja di sawah atau mencari rumput, bersih-bersih gudang luka dan tanpa disadari terkena air seni binatang. Sedangkan di kota besar penyakit ini disebabkan banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya