SOLOPOS.COM - Ilustrasi zona merah Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SLEMAN — Lonjakan kasus Covid-19 terjadi hampir 70% di Kabupaten Sleman. Bahkan, sebanyak 53 kalurahan atau desa dari 86 kalurahan di Sleman telah masuk kategori zona merah Covid-19.

Berdasarkan peta epidemiologi tingkat kalurahan yang diterbitkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman per 6 Februari 2022, sebanyak 53 kalurahan atau 61,6% masuk dalam zona merah atau berisiko tinggi penularan Covid-19. Pekan lalu, Dinkes mencatat 21 kalurahan yang masuk zona merah di Sleman. Jika dibandingkan pekan lalu, jumlah kalurahan masuk zona merah saat ini mengalami kenaikan hampir 3 kali lipat.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Adapun kalurahan zona oranye saat ini hanya dua kalurahan, yakni Nogotirto (Gamping) dan Wukirsari (Cangkringan). “Iya [data itu] benar,” kata Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama, Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Alhamdulillah, 32 Siswa Al-Azhar Sleman Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Kalurahan dengan zona kuning terdapat 15 kalurahan, meliputi Banyuraden (Gamping), Bimomartani (Ngemplak), Jogotirto, Kalitirto, Sendangtirto, Tegaltirto (Berbah) Margoagung, Margodadi, Margokaton, Margoluwih, Margomulyo (Seyegan), Sendangagung, Sumberagung, Sumberarum (Moyudan), Umbulmartani (Kalasan).

“Hanya 16 kalurahan masuk dalam zona hijau dan 53 kalurahan lainnya masuk dalam zona merah,” kata Cahya.

Untuk kalurahan dengan zona hijau ada 16, meliputi Banyurejo, Bokoharjo, Gayamharjo, Glagaharjo, Merdikorejo, Pondokrejo, Sambirejo, Sendangarum, Sendangsari, Sindumartani, Sumberadi, Sumberrahayu, Sumbersari, Tambakrejo, Tlogoadi, Wukirharjo.

“Untuk kalurahan yang tidak disebutkan di atas, masuk dalam zona merah,” kata Cahya.

Dijelaskan Cahya, penambahan kasus Covid-19 di Sleman selain klaster sekolah juga didominasi hasil skrining pelaku perjalanan. Agar penambahan kasus Covid-19 tidak semakin meluas, maka diperlukan sinergitas antar-berbagai elemen. “Kami tengah gencar melakukan vaksinasi, baik bagi anak maupun vaksinasi booster, terutama lansia,” katanya.

Baca juga: Tuman, Pemuda Yang Masih Suka Berkerumun Ini Dibubarkan Satgas Covid-19 Sleman

Cahya berharap agar masyarakat bisa saling mengingatkan untuk penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M. “Tidak perlu resah tetapi harus tetap waspada terhadap kenaikan kasus Covid-19 yang akan terjadi dalam tiga pekan ke depan. Yang penting jaga diri, jaga keluarga dan jaga lingkungan dengan prokes dan 5 M,” katanya.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, mengatakan Pemkab sudah mengantisipasi potensi gelombang ketiga penyebaran Covid-19 dengan menyiapkan isoter dan meminta rumah sakit untuk mengaktifkan bangsal untuk pasien Covid-19.

“Rumah sakit sudah diminta untuk mengaktifkan kembali bangsal perawatan Covid-19. Sampai saat ini tingkat hunian belum menunjukkan peningkatan,” katanya.

Per 7 Februari, tercatat hanya 94 pasien yang dirawat di rumah sakit, 88 pasien di Isoter baik Asrama Haji maupun Rusun Gemawang, dan 700-an pasien menjalani Isoman. Total kasus aktif Covid-19 di Sleman mencapai lebih 900 pasien. “Kemarin (lusa) yang positif 66 kasus dan yang sembuh 52 pasien. Hari ini (kemarin) bertambah 143 kasus positif dan 39 kasus sembuh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya