Jogja
Jumat, 10 September 2021 - 01:00 WIB

Watu Lumbung Diminta Dihapus dari Objek Wisata Percontohan, Ada Apa Ini

Harian Jogja  /  Jumali  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komisi B DPRD Bantul melakukan sidak ke Watu Lumbung Culture Resort, Kamis (9/9/2021). (Harian Jogja/Jumali)

Solopos.com, BANTUL – DPRD Bantul mendesak kepada pemerintah pusat merevisi keputusan memilih objek wisata Watu Lumbung Culture Resort menjadi satu dari 20 objek wisata percontohan.

Sebab, objek wisata yang berada di Padukuhan Kretek, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek itu tidak layak dijadikan lokasi percontohan.

Advertisement

“Harusnya pemerintah pusat turun ke lokasi dan melihat kondisinya sebelum memutuskan. Dari segi penerapan protokol kesehatan, keamanan, kebersihan, semua tidak ada di tempat ini,” kata Ketua Komisi B DPRD Bantul Wildan Nafis saat sidak ke Watu Lumbung, Kamis (9/9).

Baca juga: Dugaan Korupsi Tanah Kas Desa Srigading, Kejari Bantul Periksa Saksi

Advertisement

Baca juga: Dugaan Korupsi Tanah Kas Desa Srigading, Kejari Bantul Periksa Saksi

Dari segi protokol kesehatan, Wildan menilai, Watu Lumbung tidak ada tempat cuci tangan. Sedangkan dari segi kebersihan, ia melihat objek wisata yang menawarkan edukasi hidup berdampingan dengan alam dan pembudidayaan madu jauh dari harapan. Sebab, kawasan tersebut sangat kotor dan tidak pernah dibersihkan.

“Kemudian, bangunan semi permanennya sangat membahayakan pengunjung. Banyak yang lapuk. Dan, tempat ini sama sekali tidak ada persiapan. Tidak ada penataan yang baik juga,” lanjut Wildan.

Advertisement

Baca juga: Pemkot Jogja Validasi Ulang Data Warga yang Belum Vaksinasi

Penjelasan Pengelola Watu Lumbung Bantul

Selain Watu Lumbung, masih banyak objek wisata lainnya yang layak. Juga bisa memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) dan warga sekitar.

“Salah satu yang siap itu Pantai Parangtritis. Pelaku wisata juga sudah divaksin, dari segi CHSE sudah memenuhi dan memberi kontribusi bagi PAD dan warga sekitar. Jadi, pemerintah jangan ambil keputusan sepihak, tanpa koordinasi dengan daerah,” jelasnya.

Advertisement

Sementara salah satu pengelola Watu Lumbung, Ari mengaku pihaknya sengaja tidak banyak melalukan perbaikan. Bahkan diakuinya, objek yang dikelola bersama dengan Boy Rifai, pemilik Watu Lumbung memang tidak punya sertifikat CHSE.

“Karena kami yakin yang berwisata kesini semua sehat. Dulu setahun yang lalu, kami memang sempat menyiapkan gentong untuk cuci tangan, dan ada pengecekan suhu, tapi sekarang tidak perlu. Karena yang kesini pasti sehat, karena berwisata dengan berdampingan dengan alam,” katanya.

Baca juga: Biar Naik Kelas, Pelaku UKM Dilarang Alergi dengan Teknologi

Advertisement

Terkait dengan ditunjuknya Watu Lumbung masuk satu dari 20 objek percontohan, Ari mengaku silakan menanyakan ke pemerintah pusat.

“Silakan tanya yang beri izin. Itu kewenangan dari pusat. Kemarin kami memang sudah ikut zoom tetkait kesiapan untuk uji coba,” jelasnya.

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Annihayah mengaku kaget dengan terpilihnya Watu Lumbung sebagai satu dari 20 lokasi uji coba pembukaan tempat wisata. Sebab, ada beberapa lokasi yang semestinya lebih layak, karena telah memiliki sertifikat
jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan (CHSE).

“Seperti Mangunan dan Pantai Goa Cemara itu kan harusnya layak, karena sudah mengantongi CHSE. Tapi, karena ini adalah keputusan dari pusat, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif