SOLOPOS.COM - ilustrasi gempa (Antara)

Solopos.com, JOGJA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi terjadi gempa megathrust dengan kekuatan magnitudo 8,8. Meski demikian, masyarakat tidak perlu panik.

Plt Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad, mengatakan kajian dari BMKG DIY ditemukan adanya potensi, bukan prediksi terjadinya megathrust di kawasan pesisir selatan DIY.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

“Yang disampaikan BMKG itu potensi, baru hasil kajian, bukan prediksi, karena tidak ada yang bisa memastikan kapan itu akan terjadi,” katanya, Minggu (20/8/2023).

Dari kajian tersebut, menurut Noviar, ditemukan adanya siklus 100 tahunan yang dari kajian tersebut dapat terjadi tahun 2023. Meski begitu, menurut Noviar bencana alam tidak dapat dipastikan kapan terjadinya.

Dia pun mengimbau masyarakat serta wisatawan agar tidak panik dan tetap waspada menghadapi potensi megathrust tersebut.

“Masyarakat tidak perlu takut, tidak perlu panik, dan para wisatawan tidak perlu mengurungkan niat datang ke Jogja. Sekali lagi ini potensi, bukan prediksi. Soal kewaspadaan tentu semua harus waspada, bahkan setiap saat. Karena yang punya potensi megathrust tidak hanya selatan Jawa, tapi juga barat Sumatera dan selatan Papua,” jelasnya.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Kurniawan, menyampaikan saat ini kondisi berbagai destinasi wisata di sisi selatan DIY masih dalam kondisi aman. Dia pun berharap masyarakat maupun wisatawan tidak bereaksi berlebihan dengan potensi gempa megathrust.

“Berwisata di DIY, termasuk di sisi selatan masih tergolong aman. Namun kami tentu mengimbau masyarakat yang tinggal atau kesehariannya beraktivitas dekat dengan pantai selatan harus selalu waspada, begitu juga dengan wisatawan yang datang,” katanya.

Menurut Kurniawan para pelaku wisata pun telah dibekali pengetahuan terkait mitigasi bencana dengan baik. Sehingga menurutnya pelaku wisata di DIY saat ini sudah lebih tangguh apabila menghadapi bencana.

Dia meminta para pelaku pariwisata selalu waspada terhadap potensi bencana yang terjadi dan mematuhi instruksi dari petugas yang berwenang, sehingga keselamatan wisatawan dapat terjamin.

Berdasarkan kajian BMKG DIY pesisir selatan DIY yang berada pada jalur subduksi mengakibatkan adanya pertemuan lempeng IndoAustralia dan Eurasia yang membentang dari barat Sumatera hingga Pulau Timor. Dengan kondisi tersebut, wilayah pesisir selatan DIY dinilai berpotensi terjadinya megathrust.

Staf Data Informasi BMKG DIY, Ayu K. Ekarsti menyampaikan megathrust merupakan patahan dalam laut yang bergerak naik (thrust) dan dikatakan mega karena besar dan membentuk segmen-segmen.

“Ada dua segmen yang berada di area DIY. Berdasarkan pemodelan Pusat Studi Gempa Nasional [PuSGen] 2017 dalam buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia menyebutkan jika terjadi gempa pada dua segmen ini, bisa mengakibatkan gempa berkekuatan 8,7 dan memicu terjadinya tsunami. Dan hasil pemodelan ini juga telah disampaikan pada saat Forum Group Discussion [FGD] pembangunan Yogyakarta International Airport [YIA],” katanya.

Menurut Ayu gempa pada bentangan sesar ini mampu memicu tsunami karena pergerakan patahan lempeng yang bergerak ke atas. Dari hasil pemodelan BMKG DIY, menurutnya tsunami yang ditimbulkan berdasarkan skenario terburuk M8.8 dapat mencapai 18-22 meter, dengan waktu tiba sampai di pesisir selatan paling cepat 34 menit.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Wilayah Pesisir Selatan DIY Berpotensi Terjadi Gempa Megathrust, Ini Imbauan BPBD DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya