SOLOPOS.COM - Suasana Kampung Wisata Mangunan (IST)

Suasana Kampung Wisata Mangunan (IST)

Di Kampung Batik Mangunan, wisatawan dipuaskan dengan segala yang ndesa. Membajak sawah, menanam padi, memandikan sapi, sampai keliling kampung naik becak didandani tokoh pewayangan. 

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Sekilas Kampung Wisata Seni dan Budaya Mangunan, atau dikenal Kampung Batik Mangunan seluas tujuh hektare dengan 650 penduduknya itu tampak biasa saja. Tak ubahnya dengan desa lain.

Perkampungan, sawah terhampar luas, pada musim penghujan air melimpah di sungai-sungai. Namun, ketika Anda mengunjunginya, akan ada suguhan istimewa di dalamnya.

Kampung wisata yang berlokasi di Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman ini diresmikan Desember 2010. Pada Februari 2011, tamu mengalir dari dalam dan luar negeri. Hingga saat ini tercatat 1.800 lebih tamu datang berwisata.

Perintis Kampung Batik Mangunan, Guntur Eka Prasetya, pekan lalu mengatakan, tamu yang akan berkunjung sebaiknya melakukan reservasi terlebih dahulu. Dengan begitu, warga dapat mempersiapkan keperluan wisatawan.

Ada tiga paket yang ditawarkan. Paket 1 setengah hari meliputi tur ngluku, nggaru, tanam padi dan kesenian gejog lesung. Paket 2, full day, wisatawan diajak ngluku, nggaru, tanam padi, tumbuk padi dengan lesung, makan siang sego wiwitan dan melihat budidaya ikan serta kesenian jathilan.

Paket 3, wisatawan dimanjakan selama dua hari. Mereka diajak melakukan serangkaian kegiatan termasuk dalam paket 1 dan 2. Malam harinya, mereka disuguhi wedang sampah dan snack hasil panen petani.

Memang kampung ini tidak menunjukkan ciri-ciri kampung wisata seperti desa wisata yang sudah ada karena tidak dikonsep meriah. Guntur kerap mendapat pertanyaan dari calon wisatawan, “Kami dapat apa di sini?”.

Guntur hanya menjelaskan wisatawan akan merasakan sendiri begitu menginjakkan kaki di Kampung Batik Mangunan. Mereka akan tertegun melihat aksi ibu-ibu rumah tangga menggamel menyambut tamu.

Setelah itu, oleh petani, wisatawan diajak menggarap sawah. Di sini, wisatawan biasanya hanyut dalam tawa, tak lupa pasang gaya dalam jepretan kamera. Mereka juga diajak ke Museum Dolanan. Museum ini menyimpan berbagai macam permainan (dolanan) anak tradisional Indonesia di kawasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diresmikan belum lama ini.

Selama empat jam berada di Kampung Batik Mangunan, tamu diajak keliling kampung dengan becak. Wisatawan didandani tokoh pewayangan selama perjalanan. Selain itu, ada pula pilihan outbond, seperti lomba menangkap bebek di kolam berlumpur.

Ada pula permainan anak-anak tradisional seperti egrang, lompat tali atau yeye, dakon dan gobak sodor. Kampung Batik Mangunan sangat konsen pada nilai luhur tradisionalnya. Terbukti siswa di PAUD diajarkan praktik membatik.

Maka, Anda yang tinggal di perkotaan dan jenuh dengan suasana panas serta riuh lalu lintas, tak ada salahnya mencoba wisata ini. “Satu tamu hanya membayar Rp90.000 untuk paket 1,” kata Guntur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya