SOLOPOS.COM - Kelompok pelestari alam tergabung dalam Pramuka Bantul Serba Guna (Prabasena) tengah meramaikan air terjun Lepo berada di Dusun Pokoh I, Desa Dlingo, dengan berbagai paket permainan untuk para pengunjung. Tempat wisata alternatif ini tengah menjadi fokus pembangunan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Foto diambil Sabtu (7/2/2015). (JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

Wisata Bantul, air terjun Lepo terus dikembangkan.

Harianjogja.com, BANTUL – Memasuki tahun kedua sebagai lokasi wisata alternatif, Pemerintah Desa Dlingo terus mengembangkan air terjun Lepo.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Kepala Desa Dlingo Bahrun Wardoyo mengatakan tahun ini ada gelontoran anggaran besar ke Desa Dlingo dari realisasi UU Desa. Kendati demikian, anggaran tersebut belum bisa maksimal hanya untuk fokus air terjun Dlingo. Seluruh sektor harus tersasar anggaran ini.

“Untuk Lepo ini tahun ini hanya bisa tersasar Rp25 juta. Ini murni dari pendapatan asli desa. Karena saking banyaknya bidang yang harus dijangkau kebijakan desa,” katanya kepada Harianjogja.com disela meninjau lokasi wisata air terjun, Sabtu (7/2/2015).

Menurut Bahtun, anggaran yang masuk ke desa diprediksi Rp1,2 miliar mutlak harus mencakup banyak bidang kebutuhan masyarakat. Dari mulai program mendorong peningkatan usaha produktif masyarakat, pemberdayaan, pembangunan fisik, hingga peningkatan kesejahetraan perangkat dan pamong.

“Kami belum bisa memastikan apakah alokasi dana bersumber dari realisasi UU Desa ini nanti bisa untuk mesuplai kebutuhan wisata desa. Yang jelas, untuk pendapatan asli desa kita siapkan Rp25 juta di tahun ini,” imbuhnya.

Bahrun tidak mau spekulasi soal anggaran desa yang belum ada kepastian secara detail dalam pemanfaatannya meskipun di sisi lain kebutuhan pembangunan wisata air terjun perlu dikebut agar menggeliatkan perekonomian warga di dusun setempat cepat terasakan.

Sesuai perencanaan pembangunan Pemerintah Desa Dlingo, Air Terjun Lepo akan menjadi fokus pemerintah desa dan masyarakat secara bertahap. Menurutnya, tahun 2015 melanjutkan kegiatan swadaya membukaan akses jalan yang telah dimulai di tahun 2014 berbarengan dengan pembangunan
MCK senilai Rp30juta berasal dari Pemerintah DIY.

Sedangkan, kebutuhan sarana pendukung di lokasi air terjun seperti pembuatan gazebo, pendopo, jembatan view, lahan parkir juga menjadi prioritas dan target yang harus dicapai hingga 2016 nanti.

Target panjang desa Dlingo yakni adanya home stay diatas bukit dan panggung kesenian untuk menampilkan potensi seni Giriloji.

“Tentunya ini butuh campur tangan Pemkab dan Pemerintah DIY. Kita siap berkoordinasi dengan pemerintah untuk pembangunan Lepo ini,” tambahnya.

Pemdes Dlingo kini menggandeng beberapa mahasiswa STIPRAM Yogyakarta sebagai relawan dalam menyiapkan design tata kelola pembangunan air terjun Lepo. Upaya ini ditempuh desa agar air terjun Lepo tahun 2016 nanti siap dilounching. Ia berharap dalam masa pembangunan air terjun ini ada kesiapan dan kekompakan dari 110 kepala keluarga warga Dusun Pokoh I salah satunya penguatan kelompok sadar wisata.

Ketua Pokdarwis Lepo, Samirun, mengatakan, geliat kunjungan wisata air terjun sudah mulai dirasakan khususnya pada liburan akhir pekan Sabtu dan Minggu. Meskipun pembangunan baru berjalan di tahap pertama, sudah banyak pengunjung yang datang untuk menikmati air terjun.

“Untuk masuk ke lokasi masih kami gratiskan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya