SOLOPOS.COM - Anak-anak terlihat menangis dan memegangi tanganya sesaat setelah tersengat ubur-ubur. (IST/Tim SAR)

Wisata Bantul di Pantai Parangtritis.

Harianjogja.com, BANTUL — Sepekan terakhir sebanyak 20 wisatawan pantai Parangtritis menjadi korban sengatan ubur-ubur beracun. Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Parangtritis tak henti memberikan imbauan kepada para wisatawan tetap berhati-hati.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Salah seorang petugas SAR Parangtritis Rini Sulistyowati menuturkan korban sengatan ubur-ubur akan mengalami panas yang menjalar di seluruh tubuhnya disertai dengan bilur-bilur. Demi memulihkan kondisi korban tim SAR biasanya menyarankan korban untuk melakukan aktivitas yang dapat cepat meningkatkan suhu tubuh dan mengeluarkan keringat.

Selain itu, untuk menangani korban sengatan ubur-ubur tim SAR menyediakan cuka untuk membilas bagian yang terkena sengatan racun ubur-ubur supaya ternetralisir. Selama ini penanganan yang dilakukan tim SAR hanya sebatas pertolongan pertama. Karena menurut penuturan Rini biasanya korban akan pulih dalam waktu satu hingga dua jam.” Belum ada korban yang sampai dirawat intensif,” tuturnya.

Lebih lanjut, menurut Rini musim ubur-ubur kali ini tak seperti pada tahun-tahun sebelumnya yang datang pada Juni hingga Juli. Kata Rini pada 2015 lalu, tim SAR sempat kuwalahan karena musim ubur-ubur bertepatan pada hari libur lebaran. Akibat banyaknya pengunjung, dia mencatat setidaknya terdapat 1200 wisatawan yang menjadi korban sengatan ubur-ubur dalam waktu sepekan.

“Pada musim ubur-ubur tahun lalu kami tidak sempat istirahat karena mengurus wisatawan yang banyak tersengat ubur-ubur. Sampai-sampai kami juga mencetak selebaran yang berisi himbauan tentang bahaya ubur-ubur kepada setiap wisatawan yang datang, ” ujarnya. Ubur-ubur yang berbahaya hanya pada serabutnya saja, menurut Rini jika hanya dipegang gelembunnya tidak akan menyengat.

Salah seorang wisatawan bernama Vony Wijayanti mengungkapkan tidak menemukan ubur-ubur saat berada di bibir pantai Parangtrits. Meskipun sejak pagi berkeliling, dia tidak mendapatkan informasi apapun tentang adanya ubur-ubur dari tim SAR.

Namun dia mengaku sudah selalu waspada dengan ubur-ubur ketika berada di pantai. Kewaspadaan Vony ini karena pernah memiliki pengalaman tersengat ubur-ubur ketika kanak-kanak.

“Waktu kelas IV Sekolah Dasar saya tersengat ubur-ubur di sini [Parangtritis]. Waktu itu saya pakai ubur-ubur buat mainan, karena bentuknya unik warnanya biru keunguan,” ujar Vony.

Vony mengungkapkan saat itu dia langsung merasakan panas yang menjalar ke sekujur tubuhnya. Seingat Vony, seketika tim SAR langsung memberikan pertolongan dengan mengoleskan bawang merah ke tangan bekas sengatan ubur-ubur, setelah itu dia menguburkan tanganya ke pasir supaya suhu badanya cepat naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya