SOLOPOS.COM - Sebuah truk pengangut material melintas di kawasan proyek Jalur Lingkar Selatan, Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kretek, Bantul, Selasa (30/8/2016) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Bantul, pemindahan TPR dinilai berdampak positif.

Harianjogja.com, BANTUL — Wacana pemindahan sejumlah Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) kembali mencuat, seiring kelanjutan pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Jati Bayubroto pada Kamis (26/1/2017) mengatakan, pemindahan TPR tersebut dilakukan mengingat pembangunan JJLS, membuat kawasan menjadi lebih terbuka dan akses yang mudah, diyakini akan memberikan dampak positif mengundang lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pendapatan retribusi TPR.

Kendati demikian, pihaknya membutuhkan penataan TPR, bahkan pemindahan TPR agar menyesuaikan dengan kondisi paska pembangunan JJLS. Pasalnya, TPR masih berada di sebelah utara JJLS. Hanya saja Dispar belum dapat memastikan penerapan pemindahan TPR karena belum adanya anggaran.

“Tahun ini baru kami anggarkan untuk kajian manajemen pemungutan retribusinya, mungkin termasuk juga kajian lokasi TPR baru,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Bantul Bobot Ariffi`Aidin yang ditemui secara terpisah menuturkan, proyek JJLS di wilayah Bantul hingga akhir 2016, sudah terealisasi dari sisi utara Pantai Baru Srandakan ke timur. Hingga sisi timur Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Samas yang berbatasan dengan wilayah Kretek.

Pembangunan proyek jangka panjang pemerintah pusat tersebut pada 2017 akan menyasar di sisi timur, namun terlebih dulu perlu dilakukan pembebasan lahan, mengingat sebagian lahan merupakan milik warga.

“Apakah proses pembebasan lahan sudah selesai atau belum, kami juga belum tahu detailnya, karena ditangani DIY. Kami hanya lebih banyak koordinasi,” kata dia.

Disinggung soal sengketa lahan milik warga di tanah tutupan yang nantinya akan dijadikan lokasi pembangunan JJLS, ia mengatakan belum mengetahui proses penyelesaiannya, karena masih perlu koordinasi dengan dinas terkait.

“Kami perlu koordinasi juga, sampai sejauh mana dilaksanakan, karena ada dinas lain yang ikut berperan. Jadi untuk sementara ini saya belum bisa memberikan keterangan lebih jauh,” imbuh dia.

Proyek pembangunan JJLS dalam waktu dekat, sambung Bobot, adalah meneruskan pengerasan lahan yang sudah siap dan pengaspalan jalan mengingat masih ada beberapa titik di timur TPR Samas yang belum diaspal.

“Karena sudah siap lokasinya. Namun untuk kapannya saya tidak tahu,” lanjutnya.

Sebelumnya, sekira Agustus 2016 wacana pemindahan sejumlah TPR muncul ketika Dispar masih bernama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bantul.

Pemindahan loaksi TPR dilakukan karena lokasi yang saat ini digunakan sudah kurang memadai, terlebih pada saat musim libur panjang seperti Lebaran atau Natal dan Tahun Baru. Antrian kendaraan yang mengular hingga berjarak lebih dari 1 kilometer menyebabkan kendaraan tehenti di atas Jembatan Kretek.

Dari kajian Dinas Perhubungan, jika kendaraan berhenti di atas  jembatan akan menambah beban jembatan tersebut sehingga bisa menimbulkan kerawanan. Apabila beban di atas jembatan terlalu berat akan berpotensi pada kerusakan jembatan. Untuk mencegah kerusakan jembatan, terkadang tidak dilakukan pungutan retribusi, untuk mengurangi antrian kendaraan.

Selain itu, rencana pemindahan TPR juga dilatarbelakangi oleh pembangunan JJLS yang diperkirakan akan selesai pada 2017 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya