SOLOPOS.COM - Embung Nglanggeran di Kawasan ekowisata gunung api purba Nglanggeran, Dusun Nglanggeran Wetan, Nglanggeran. (Antarafoto)

Wisata Gunungkidul akan dimeriahkan dengan festival Geopark Gunungsewu

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berencana menggelar festival geopark di tahun depan. Kegiatan ini dilakukan guna mempertahankan eksistensi kawasan karst Gunungsewu ke dalam jaringan geopark internasional.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan, festival geopark digelar dengan tujuan untuk mempertegas status Gunungsewu dalam jaringan geopark internasional.

Berhubung letak Gunungsewu berada di tiga kabupaten, yakni Gunungkidul, Pacitan dan Wonogiri maka penyelenggaraannya juga dilaksankan di tiga tempat. “Rencananya akan dilakukan digelar di tahun depan. Selain itu, penyelenggaraan festival dilakukan di tiga tempat secara bersama-sama,” kata Hary kepada awak media, Senin (28/9/2015).

Dia menjelaskan, penyelenggaraan festival geopark hampir mirip dengan pelaksanaan Festival Kesenian Yogyakarta yang rutin digelar setiap tahun. Dalam kegiatan itu, kata Hary, akan diisi berbagai atraksi seni dan budaya yang menjadi ciri khas di daerah masing-masing.

“Ada beberapa manfaat dengan menampilkan budaya dan kesenian lokal, salah satunya untuk pelestarian. Selain itu, diharapkan kegiatan itu mampu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung,” tuturnya.

Lebih jauh dikatakan Hary, Gunungkidul sebagai pintu gerbang geopark Gunungsewu terus melakukan berbagai pembenahan. Salah satunya dengan menyelesaikan pembangunan taman batu (stone garden) di Lembah Ngingrong, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari. “Desainnya sudah ada, mudah-mudahan tahap awal pembangunan di akhir tahun ini bisa tercapai,” tutur dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Gunungkidul Budi Martono mengatakan, Geopark Gunungsewu merupakan bentang alam yang ke dua di Indonesia yang masuk dalam jaringan geopark dunia. Sebelum Gunungsewu, kawasan Gunung Batur di Bali terlebih dahulu masuk ke dalam jaringan milik UNESCO.

Menurut Budi, di antara dua tempat ini tidak bisa diperbandingkan mana yang lebih baik. Hal ini terjadi karena antara satu tempat dengan tempat yang lain memiliki ciri dan keunikan tersendiri. “Ini bukan perlombaan, karena baik itu Gununsewu atau Gunung Batur memiliki keunikan dan ciri khas sendiri,” tutur Budi.

Dia pun berharap dengan masuknya Gunungsewu ke jaringan dunia bisa berdampak ke sektor pariwisata yang ada di Gunungkidul, Pacitan dan Wonogiri. Dia tidak memungkiri, selama ini khususnya di Gunungkidul masih menjadi tujuan wisata alternative. Hal ini bisa dilihat dari paket perjalanan wisata yang ditawarkan oleh agen perjalanan.

“Saya sudah melakukan beberapa survei ke agen dan terlihat Gunungkidul masih jadi tujuan ke dua setelah Candi Borobudur atau pun Prambanan. Dengan status ini, saya berharap bisa mengubahnya dan ada agen perjalanan yang langsung menjadikan Gunungkidul sebagai destinasi utama,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya