Ritual yang rutin digelar setiap tahun itu dipercaya masyarakat untuk keselamatan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Nelayan Pantai Baron Kabupaten Gunungkidul, menggelar acara ritual laut atau labuhan untuk memelihara tradisi dan menarik kunjungan wisatawan.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Sesepuh Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Sugito Pramono di Gunungkidul, Jumat (30/9/2016), mengatakan ritual yang rutin digelar setiap tahun itu dipercaya masyarakat untuk keselamatan dan juga ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, masyarakat nelayan memiliki kearifan lokal dan menganggap tradisi ini juga sebagai penghormatan kepada Ratu Laut Kidul.
“Tetapi intinya ini wujud syukur nelayan yang selama ini telah diberi limpahan rejeki yang datangnya dari hasil laut,” kata Sugito seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan perlengkapan labuhan yang dilarung diantaranya berbagai jenis sesaji berupa ayam hidup, ikan, buah-buahan, jarit (selendang), kepala kambing dan beberapa pakaian atur pisungsung yang ditempatkan dalam gunungan.
Berbagai jenis sesaji itu ditempatkan dalam sebuah tempat berbentuk gunungan dan akan dilarung (dihanyutkan) ke laut.
Sugito mengatakan nelayan, penjual ikan, para pejabat Pemkab Gunung Kidul dan juga tamu undangan akan ikut dalam ritual tersebut.
Sebelum dilarung, seluruh sesaji didoakan lalu diarak menuju pantai diiringi oleh empat orang domas pembawa bunga, pembawa gunungan, penari angguk, dan ribuan warga.
Camat Tanjungsari Witanto mengatakan bahwa acara ini merupakan ritual dan bentuk syukur yang hampir sama dengan bersih desa.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
