Jogja
Jumat, 2 Oktober 2015 - 19:20 WIB

WISATA GUNUNGKIDUL : Penataan Parkir, Bus Besar Dilarang Masuk Kawasan Gua Pindul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolsek Karangmojo, Kompol Saman bersama anggota Koramil dan Satpol PP tampak besiaga di Gua Pindul, Minggu (10/8/2014). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Gunungkidul akan ditata, salah satunya adalah bus besar dilarang masuk kawasan Gua Pindul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dalam waktu tidak lama lagi, di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul akan membangun shelter sebagai titik parkir utama bus dan kendaraan besar yang membawa wisatawan ke Kawasan Gua Pindul.

Advertisement

Pembangunan shelter ini merupakan salah satu bentuk penataan Kawasan Gua Pindul sebagai geosite Gunungsewu Global Geopark Indonesia. Nantinya, setelah shelter dibangun, maka kendaraan dengan skala besar seperti bus pariwisata dan kendaraan dengan jumlah roda di atas empat, dilarang untuk memasuki kawasan Gua Pindul. Dan hanya diperbolehkan masuk hingga kawasan shelter.

Kepala Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata Disbudpar Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono pada Kamis (1/10/2015) menjelaskan, penataan ini dilakukan menyusul kondisi fasilitas parkir yang minim, dan akses jalan yang sempit menuju objek wisata Gua Pindul.

Advertisement

Kepala Bidang Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata Disbudpar Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono pada Kamis (1/10/2015) menjelaskan, penataan ini dilakukan menyusul kondisi fasilitas parkir yang minim, dan akses jalan yang sempit menuju objek wisata Gua Pindul.

“Ini mengurangi kenyamanan wisatawan yang datang ke Gua Pindul. Penataan juga dimaksudkan sebagai bentuk diversifikasi pariwisata di kawasan tersebut, diharapkan warga masyarakat yang menikmati kue pariwisata di kawasan Gua Pindul bisa semakin banyak,” jelasnya.

Meski bus dan kendaraan dilarang masuk kawasan gua, Pemkab akan menyediakan angkutan khusus yang akan membawa wisatawan masuk ke kawasan gua. Di kawasan shelter juga akan dibangun kawasan terpadu untuk penjualan tiket masuk, oleh-oleh, kuliner.

Advertisement

“Jika sudah ada persetujuan terkait peralihan lahan, kita akan ambil langkah lanjutan. Untuk langkah awal baru kita akan buat di pintu utama jalan masuk di sekitar Balai Desa Bejiharjo,” urainya.

Disinggung apakah konsep yang sama akan dilakukan di objek wisata geosite lainnya, ia memilih untuk berpikir lebih jauh lagi. Pasalnya, meski hal itu mendukung kenyamanan di objek wisata, persoalan ketersediaan lahan menjadi kendala utama.

“Misalnya di Nglanggeran, kalau memang memungkinkan ya bisa saja,” tuturnya.

Advertisement

Sedangkan, ketika dikonfirmasi secara terpisah, Penjabat Kepala Desa Bejiharjo, Subarjono membenarkan adanya rencana pembangunan shelter yang akan ditempatkan dekat dengan Balai Desa.

Koordinasi antara Pemerintah Desa setempat bersama Pemkab Gunungkidul, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) telah sampai dalam pembahasan Detail Engineering Design (DED).

“Harapannya masyarakat siap dan menerima adanya pembangunan shelter ini,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif