Jogja
Senin, 14 Maret 2016 - 10:20 WIB

WISATA GUNUNGKIDUL : Wisatawan Mengaku Dipaksa Naik Ojek Rp30.000 ke Pantai Timang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Wisata Gunungkidul tercoreng karena adanya laporan wisatawan yang mengeluhkan pemaksaan ojek menuju pantai timang

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Sejumlah wisatawan di Pantai Timang, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus mengeluhkan keberadaan ojek di sekitar obyek wisata. Keluhan muncul karena wisatawan merasa dipaksa menggunakan ojek, bahkan untuk sampai lokasi harus merogoh Rp30.000 untuk jasa antar jemput.

Advertisement

Salah seorang pengunjung Putri Frasisca mengaku terpaksa untuk menggunakan jasa tersebut. Awalnya ia tidak mempermasalahkan ulah dari sejumlah tukang ojek itu, sebab kedatangannya ke pantai Timang baru pertama kali.

Saat diberhentikan oleh tukang parkir, ia pun nurut saja dan memarkirkan mobilnya di tempat yang telah disediakan. Selanjutnya, Putri mengaku ditawari jasa ojek untuk sampai ke lokasi di Pantai Timang dengan alasan kendaraan tidak masuk ke lokasi.

Advertisement

Saat diberhentikan oleh tukang parkir, ia pun nurut saja dan memarkirkan mobilnya di tempat yang telah disediakan. Selanjutnya, Putri mengaku ditawari jasa ojek untuk sampai ke lokasi di Pantai Timang dengan alasan kendaraan tidak masuk ke lokasi.

“Tadi sempat tawar menawar dan sepakat dengna harga antar jempur Rp30.000,” kata Putri kepada wartawan, Minggu (13/3/2016).

Kekecewaan Putri muncul setiba di Pantai Timang. Ia pun merasa dibohongi dan dipaksa untuk naik ojek. Padahal jika melihat jalan yang ada, kendaraan masih bisa sampai ke lokasi, meski jalannya masih kurang bagus.

Advertisement

Hal senada diungkapkan Indah Dwi Parawangsa, pengunjung lain di Pantai Timang. Menurut dia, kejadian diberhentikannya kendaraan pengunjung jauh dari lokasi wisata dan disuruh paksa naik ojek sangat mengganggu kenyamanan.

Oleh karenanya dia berharap hal tersebut bisa ditertibkan, karena sangat meresahkan. Terlebih lagi dari kondisi di lapangan, kendaraan masih bisa sampai lokasi tanpa harus naik ojek.

“Kami merasa dibohongi, katanya tidak bisa lewat dan ternyata tetap bisa,” ungkap Indah.

Advertisement

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Siti Isnaini Dekoningrum mengaku belum mendapatkan informasi terkait dengan pemaksaan oknum ojek di Pantai Timang. Ia pun berjanji akan merespon keluhan itu dengan mengecek ke lapangan. “Belum ada informasi yang masuk, tapi saya berterimakasih atas aduan ini,” kata Siti, kemarin.

Dia menjelaskan, untuk menyelesaikan masalah ini akan dikoordinasikan dengan Kelompok Sadar Wisata dan perangkat desa setempat. Harapannya keluhan ini bisa diselesaikan karena sehingga wisatawan tidak terganggu dan merasa nyaman saat berkunjung.

“Kita sudah programkan untuk rencana pembangunan kawasan Timang, jadi jangan sampai keluhan-keluhan itu terus muncul karena bisa mengganggu pengembangan potensi wisata yang ada,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif