SOLOPOS.COM - Suasana Jalan Malioboro yang penuh manusia, Sabtu (31/12/2016) malam. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Jogja di malam hari akan semakin menarik dengan rencana diberlakukannya car free night

Harianjogja.com, JOGJA – Rencana car free night (CFN) atau bebas kendaraan bermotor pada malam hari di Malioboro terus menguat. Pemda DIY melalui Dinas Pariwisata DIY menyatakan persetujuannya terkait pemberlakuan kebijakan di sumbu filosofis Kota Jogja itu.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta berharap segera ada kepastian waktu pemberlakuan CFN di Malioboro. Namun ia menyadari kebijakan itu butuh koordinasi dengan berbagai pihak terutama kepolisian karena berkaitan dengan lalu lintas yang dialihkan.

Aris menegaskan persetujuannya terkait rencana pemberlakuan CFN tersebut. “Sangat-sangat setuju, menurut pendapat saya sebagai orang dinas pariwisata itu [car free night] sangat mendukung kepariwisataan, karena ada tempat dan kesempatan untuk berekspresi baik seni budaya atraksi,” ucapnya di Kompleks Kepatihan, Selasa (17/1/2017).

Dengan dibebaskannya Malioboro dari kendaraan bermotor terutama pada malam hari, maka akan ada ruang untuk pengembangan pariwisata. Terutama membuat pertunjukan di kawasan tersebut untuk menarik minat wisatawan. Oleh karena itu, pihaknya akan segera merencanakan berbagai kegiatan setelah ditetapkan waktu car free night.

“[Sebelum ada car free night] kami setiap sebulan sekali ada hiburan di Malioboro, baik berupa campursari, dagelan mataram, wayang kulit. Dengan adanya itu [CFN], nanti tentu bisa ditambah [event-nya], yang jelas ruang ekpresi semakin banyak,” kata dia.

Aris menambahkan, satu hal yang perlu diantisipasi dengan diterapkannya CFN yaitu, dengan semakin banyak pengunjung yang datang maka akan ada potensi terjadinya persoalan terutama faktor kebersihan. Oleh karena itu, hal tersebut perlu diantisipasi.

Dinas Pariwisata, kata dia, sebenarnya siap memberikan bantuan terkait persoalan tersebut, terutama mendatangkan komunitas untuk menjaga kebersihan. Tak dapat ditampik, kata dia, masih banyak pengunjung yang belum menyadari menjaga kebersihan.

“Seperti kemarin saat tahun baru, kami bersama Pramuka itu ada sekitar 160 personel, mengambil sampah. Sebenarnya kesadaran ini bukan untuk pengunjung saja, termasuk pihak yang berkepentingan di sana dalam hal ini PKL, harus ikut menjaga kebersihan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya